PMG2 - Selimut Imajinasi - part 9
Minggu, Februari 09, 2014
Dwind-own photo
Lihat awan yang bersatu diatas
Dari sekian jam yang lalu menyiram tanah
Aku perhatikan hujan
Sepuluh hujan terakhir tak memunculkam apa-apa
Badai merata seantero kota
Banjir ditengah kota rendah melanda
Awan mulai tercerai berai
Perpisahan mereka justru membuat cerah langit
Mentari tak lagi tertutupi
Cahayanya kembali dipantulan awan itu sendiri
Awan tak terlihat kelabu lagi
Kini justru terlihat seperti kapas putih bersih
Seolah awan yang tadi kotor kini kembali suci
Mungkin alam sedang berbicara padaku
Menyadarkan keputusan terbaik adalah pergi darimu
Otakku yang terhalang kelam dan terpaku
Kini terang bercahaya tanpa ada yang mengganggu
Dulunya ku nikmati rasa haru merindu
Tapi kini aku sadar bahwa nikmatnya membawa ragu
Karena haru dan rindu itu hanyalah semu
Kau bercerita tentang cerah dan pelangi
Kau mengajarkan aku untuk menjadi matahari
Kau katakan aku memiliki terik
Lalu aku percayai kemudian aku yakini
Ternyata kau dustai aku setiap hujan rintik
Kau jadikan aku tak kuat menghadap terik
Harusnya kau tak pantas kutangisi
Aku mendongak menatap langit membiru
Mengadukan cerita pada Tuhan yang sudah tahu
Kemudian aku menoleh pada ibu
Aku ratapi rona sendunya yang ingin ku hapus
Tersadar penyebabnya adalah aku
Karena ketertarikanku padamu
Karena cintaku padamu
Aku menemukan jawabanku
Aku menentukan keputusanku
Berakhir sudah perjalananku
Aku akan berpulang ibu
Ketika kuat batin membuatku mampu
Mampu menempuh perjalanan baru
Aku ingin bersimpuh kembali padamu, ibu
(Perjalanan Menuju "Gila" [2] Selimut Imajinasi : part 9)
Dwindi, 2014
0 comments