Akoe dan Nama Menoe Dibalik Djendela
Selasa, Maret 25, 2014Koeminoem Air Kata Kata
Nama segelas kopi hitam kelam tanpa ampas. Lidah tak bermasalah
dengan rasanja. Namoen pikiran jang teroes-teroesan berpikir ketika bibir-bibir
bertemoe. Bibir sang penikmat dan bibir jang dinikmati. Kenikmatan searah.
Kenikmatan tjinta antara peminoem dan tjangkir dari kopi jang diminoemnja.
Lidah diserang pahit kopi jang sengadja tak ditaboerkan goela
lebih dahoeloe. Otak, mentjoba mengingat, kata-kata apa jang sedang dinikmati.
Mengingat kata-kata jang pernah dioetjapkan namoen kini dirasakan sendiri.
Mengingat kata-kata siapa jang doeloe tak diregoek karena pengabaian. Mengingat
kata-kata mana jang mempengaroehi hidoep.
Mentjoba kembali menatap kertas oentoek menoelis. Tapi
lembar-lembarnja sedjak tadi masih sadja poetih. Beloem ada jang tertoelis.
Pikiran masih ada tjangkir jang memboeatnya berpikir tentang kata-kata. Boekan
kata-kata jang dilampiaskan pada toelisan, namoen kata-kata jang memboeatnja
berada di seboeah tempat bernoeansa kayoe dan mengaloen lagoe-lagoe jang bersenandoeng dari kotak-kotak hitam disoedoet ruang. Ataoe senandoeng-senandoeng yang dilantoenkan oleh bidoean, diiringi nada-nada jang dimainkan para pemoesik. Sekarang otak joestroe
berpikir tentang kata-kata jang bisa mewakili tempat itoe.
Njaman. Moengkin ini kata pertama. Soesana kayoe di tempat ini
memang memboeat njaman. Tidak panas sekalipoen terang terik. Tidak dingin
sekalipoen awan menangis.
Ramah. Jang mendjadi kata kedoea. Orang-orang disini berwadjah
senyoem, laloe tertawa, laloe berbicara dan kembali tertawa. Ada mahligai
kebahagiaan disini. Mentjipta sriwedarinja sendiri. Tak ikoet tertawapoen,
tetap terasa.
Oenik. Ini jang ketiga. Menamai tempat ini dengan simbol djendela dan berbahasa djawa. Menoe-menoe poen dinamai setjara tak lazim. Loecoe. Seolah-olah tempat ini meroepakan tempat pengoenjoengnya memboeka pikirannja melaloei "djendela-djendela" jang disediakan. Baik itoe djendela sebenarnja, boekoe, moesik, ataoe apapoen. Bahkan pengoenjoengnja bebas mentjiptakan "djendela"-nja sendiri.
Tjintakoe Dioedjoeng Iboekota
Hidangan vanilla latte
jang sering koepesan. Boekan karena akoe sebegitoe tjintanya dengan vanilla.
Tapi karena akoe poenya pikiran sendiri tentang nama minoeman ini. Setiap
membatja namanja, setiap melihat sajiannja, setiap melihat warnanja, setiap
meregoek tetes-tetesnja, akoe mengenang dia.
Dia, jang doeloe berada dioedjoeng iboekota. Dia jang doeloe
selaloe ada menemani ketika akoe sedang dioedjoeng iboekota. Dia jang doeloe
sering bertjerita tentang berboeroe pemandangan bintang pada langit gelap dioedjoeng
iboekota. Dia jang pernah mengoetjap bahwa tak ada koepoe-koepoe selain dioedjoeng
iboekota.
Soedahlah. Kini hanya ada akoe, tjintakoe dioedjoeng iboekota, dan boekoe yang sedang koetoelis.
Kini Akoe hanja ingin menikmati tjintakoe
dioedjoeng iboekota tanpa diganggoe kenangan tentang tjinta jang doeloe ada
dioedjoeng iboekota.
Tempat ini, Tanah Air bagi penikmat soeasana. Boekan maksoed apa-apa, tapi soeasana tempat ini memang mampoe memberi kenikmatan.
Dwindi
0 comments