Antara Gue dan Band Musik di Kafe
Kamis, Maret 13, 2014Gue masih saja duduk dikursi ayaman bambu ini. Sudah dua kali gue memesan minuman yang masih memiliki rasa kopi. Lima jam yang lalu gue memang memilih untuk duduk disebuah meja yang tersedia lima kursi. Hingga detik ini, empat dari lima kursi itu sudah diambil pelanggan lain. Mereka lebih butuh, gue pikir.
"Nunggu siapa mas? Dari tadi sendirian aja." tanya seorang pelayan kafe.
"Gak nunggu siapa-siapa, mbak. Gak masalah, kan, kalau gue sendiri disini?" jawab gue sambil senyum. Menandakan bahwa gue ini sedang bercanda, khawatir juga kalau dianggap sinis.
"Ya gak masalah kok, mas." mbak ini balas senyum gue lebih manis lagi.
Gaaaak, gue gak gombalin atau bicara manis-manis ke dia. Gue cuma berinteraksi apa adanya. Padahal dalam hati sudah bicara, "Kalau mbak mau nemenin sih, gue gak masalah kok." Hahahahaha....
Suasana kafe mulai berubah. Sepertinya akan ada suatu acara. Mungkin bedah buku, mungkin event lain. Gue lihat seorang mas-mas sedang membereskan ruang bagian tengah dengan meletakkan beberapa jumlah kursi dengan susunan tertentu. Apapun yang terjadi gue takkan berpindah tempat. Gue duluan yang menempati. Egois? Iya. Gue kan jomblo (apa hubungannya ya?)
Setengah jam kemudian, ada sekelompok muda-mudi datang bergerombol. Sepertinya mereka satu kelompok musik, pikir gue seraya melirik barang bawaan mereka. Benar saja. Mereka langsung checksound. Sudah gue duga.
Dari tadi kuperhatikan yang datang ke kafe ini didominasi oleh pasangan-pasangan muda. Oke gue lima jam lebih hanya sendiri dan fokus dengan laptop saja. Menulis sambil googling.
Ping!!! Suara dari tab Facebook berbunyi. Oh, adik angkatan gue yang lumayan koplak chat gue.
Entah apa hubungan antara kesehatan dengan "gak ada yang nemenin". Dasar jomblo lo, gue membatin tanpa sadar diri. Gue lebih nyaman sendiri, kok. Kalau ada orang mungkin mulut gue gak seasem ini karena terlalu lama diam dan terus-terusan disiram kopi.
Lalu terdengar suara alunan musik jazz. Ternyata pemusik jazz yang tadi sedang checksound. Gue sih sebenarnya gak peduli banget. Musik dari playlist yang ditentukan kafe pun gak masalah. Lumayanlah dapat alunan jazz yang live sebelum gue siap-siap pulang nanti.
Satu lagu selesai dengan mulus. Malah gak ada suara apa-apa selain pengunjung yang sedang asyik ngobrol dengan perkumpulannya sendiri. Gue? Gue tetap mengatup bibir dan tidak bersuara sama sekali.
"Yak, mana nih tepuk tangannya?" tanya sang vokalis yang disambut dengan "plokplokplok" apa adanya. Gue pura-pura gak dengar sambil terus mengetik dilaptop. Bukannya gak menghargaim tapi rasanya aneh banget duduk sendiri terus heboh sendiri juga. Jelas banget kalau jomblo. Jangan sampai gue yang sudah nulis soal JONES ini di cap sebagai JOmlo NEStapa. Itu prinsip malam ini.
Lagu kedua mengalun lebih merdu. Perpaduan setiap alat musik terdengar sangat baik dan sempurna. Tapi gue gak berkomentar sama sekali secara verbal.
Rasa-rasanya pengen tos kuat-kuat dengan semua personil band ini. Entah kenapa gue ngerasa senasib dengan mereka malam ini. Lagi gak dianggep. Hahahaha. Padahal gue bukannya gak dianggep sih. Tapi emang sengaja menyendiri. Malah berharap gak ada yang kenal gue di kafe ini, atau gak ada yang mengenali atau sadar ada gue disini. Gue lagi pengen jadi kerikil hari ini, malam ini.
"Ayo yang lagi pengen mention-mention silakan nge-Tweet ke twitter kami. Lagu ke empat, untuk para pasangan yang lagi romantis-romantisan, yang hubungannya lagi hot-hot-nya, atau yang sudah ada rencana untuk menikah, kami persembahkan lagu dari Glenn Fredly."
WOY, GUE GAK TERMASUK SATU PUN DARI YANG LO SEBUT!!! LO GAK ANGGEP GUE??? batin gue teriak terkhusus untuk band jazz yang sedang menyanyikan lagu Glenn Fredly ini.
0 comments