Malam Minggu yang ..... Aneh

Minggu, Juni 01, 2014

Yap, ini gue baru pulang malam mingguan. Pantat basah karena menduduki jok motor yang berembun karena parkiran yang tak beratap, badan senut-senut karena pulang pagi tanpa jaket, dan kepala agak-agak pening karena banyak hal yang bisa dipikirkan. Gak, bukan malam minggu yang terpenuhi dengan date melainkan bertemu dengan orang yang tiba-tiba SMS mau beli buku dan bertemu dengan gue.

"Siang kak, mau pesen buku, masih adakah?"

"Pesen buku apa ya?"

"Buku Beda Sudut Pandang ? masih ada kah?"


Lalu SMS berlanjut dengan janjian ketemu di Newyorkarto, yang pernah gue ceritakan di postingan sebelumnya. Ini karena dia duluan yang sebut Newyorkarto duluan.

Gue sampai di kafe jam 8.12 pm. Temen gue yang, sebut saja, namanya Brian, datang 20 menit kemudian. Dan gue SMS ngasih tau kalo gue udah sampai dan ready to meet that girl. Ternyata balasannya dia masih ditempat kerja dan pulang jam 9 malam. Okay, gue tunggu dia. Lucunya. Dia, dan temennya, on the way dari tempat kerjanya di Malioboro, menuju kafe yang berada di seturan ini, menghabiskan waktu 1,5 jam dan beberapa kali menelpon gue menanyakan dimana tepatnya kafe ini berada. Dan gue berfikir, "Lho, bukannya dia duluan yang sebut nama ni kafe ya, makanya akhirnya gue ada dikafe ini."

Setelah mengisi waktu dengan beberapa pembahasan dengan sohib satu ini, gak terasa dingin malam mulai menusuk. Akhirnya karena sudah sangat malam untuk memulai pertemuan, mereka yang masih belum muncul ini segera gue telepon. Gue tanya dimana posisi mereka dan gue jemput, untungnya mereka sudah tidak begitu jauh dari kafe. Bener-bener deh.

Setelah sampai lagi di kafe, kami berkenalan dengan cara normal dan sehat. Yaitu bersalaman dan menyebutkan nama masing-masing. Sebut saja yang satu namanya Mawar dan satu lagi Tulip. Bukan, mereka bukan korban tindakan kriminal apapun. Hahahahaha.

Mawar. Dia ini tertutup. Susah diajakin ngobrol karena tanggapannya hanya 3 jenis jawaban, yaitu "Iya", "Mungkin" dan "Ya begitulah". Aku masih mengatakan, ada bagusnya jawaban seperti ini. Daripada aku harus dengar kata "Gapapa". Karena "gapapa"-nya cewek punya sejuta makna.

Tulip. Lebih banyak merespon dengan tawa. Entah ya, mungkin udah gila duluan atau dia emang hobi tertawa.

Keduanya memberikan nuansa mencekam disaat gue dan Brian gak memancing mereka dengan topik pembicaraan. Untungnya ini malam minggu, bukan malam jumat. Mereka gue tawarin untuk pesan minum dulu. Kasian udah nyasar 1,5 jam. Hehehe.

Setelah duduk bersama. Berhadapan dengan berbataskan meja. Kubu lelaki dan kubu perempuan, ternyata dengan Mawar dan Tulip ini membuat gue dan Brian cukup frustrasi karena mereka berperan pasif. Sedangkan di posisi pasif aja mereka gak "aktif". Kami bingung.

Akhir cerita. Gue kasih buku, mereka membayar dan mereka membuka bungkusnya, lalu minta tandatangan gue di halaman depan. Dari awal ketemu sampai akhir pertemuan, ada beberapa poin yang gue penasaran. Terutama dibagian, "Kenapa mereka seakan-akan tau siapa gue, dan Brian adalah sohib gue, dan mereka cukup tau cerita hidup gue yang bahkan gue jarang cerita di blog ini." Sayangnya mereka hanya menjawab "Tau dari temen" yang  sampai mereka pulang, aku bahkan gak tau siapa "temen" yang mereka sebut-sebut terus itu.

Malam minggu yang cukup aneh. But thanks for both of them, who successfully make me and Brian confused how to "read" themself and know any "point" of them tonight.


*****
Dwindown, 2014

You Might Also Like

0 comments