TGSL : Posesif
Kamis, Juni 12, 2014Sumber gambar : http://www.nyunyu.com/medias/2012/11/Kenapa-Cowok-Nggak-Harus-Posesif.gif For nyunyu.com : ini gambar paling cocok, keren ilustrator lo (jempol) |
Mendadak gue terfikir untuk membahas kata "POSESIF". Fenomena satu ini ternyata gak ada habisnya. Selalu aja ada teman-teman gue yang bersifat posesif atau punya pasangan yang posesif. Gue buka google dan membaca beberapa artikel tentang posesif. Padahal banyak lho yang bahas tentang posesif ini. Tapi kok masih aja ada yang gak sadar dengan keposesifan yang tertanam didiri sendiri.
Biar gue bahas dulu penyebabnya. Gue cuma pilih yang basic aja biar tulisan ini bisa lebih sederhana, tapi bermakna. Ini dia poin-poinnya :
Minder Kronis
Penyakit satu ini memang berefek banyak juga. Orang yang punya penyakit ini akan merasa rendah banget dibanding orang lain. Sehingga begitu mendapatkan pasangan (pacar/bini), dia bakal sering kesal kalau pasangannya berinteraksi dengan orang yang dia anggap "lebih" ketimbang dirinya. Kesalnya itu didasari oleh rasa takut, ya takut pasangannya itu pindah hati pada orang-yang-dia-lihat-lebih-ketimbang-dirinya. Akhirnya, dia gak akan membiarkan pasangannya punya celah untuk berinteraksi dengan lawan jenis, terutama saat mereka sedang tidak dalam posisi bersama (lagi gak jalan berdua, misalnya).
Percayalah, orang yang memiliki rasa minder kronis ini, bisa posesif tingkat lanjut dengan terus merendahkan dirinya sendiri lalu menyalahkan pasangannya. Dia marah, tapi tetap merasa rendah. Namanya juga minder.
Merasa Memiliki
Dengan status PACAR, orang bisa merasa memiliki pasangannya secara utuh. Merasa berhak mengatur apa yang menurutnya terbaik untuk pacarnya. Gak peduli si pacar setuju atau tidak, kalau orang yang model-model gini, bakal ngamuk-ngamuk saat si pacar gak nurut.
"Gue pacar lo, gue tau apa yang terbaik buat lo."
Gak Ada Rasa Percaya
Gak eksisnya rasa percaya ini bisa searah, bisa dua arah.
Searahnya gini, ada cowok, yang gak percayaan si cewek bisa jaga diri. Terus si cewek gak boleh pergi-pergi sendiri, ada kegiatan malam dengan teman-temannya, sering diluar rumah/kost. Ini akan berefek pada si cowok yang akhirnya bertingkah sering nanya posisi si cewek ada dimana, lebih dari 15x sehari. Kemungkinan lainnya ya paling si cowok jadi tukang ojek atau supir taksi, antar jemput si cewek tiap hari. Melarang si cewek untuk ikut kegiatan yang mungkin ada rapat dengan temen-temennya di kampus atau kafe atau kantor sampai malam hari. Dan lain-lain deh. Banyak contohnya kok ya.
Situasi seperti ini akan lebih parah kalau gak eksisnya rasa percaya dari si ceweknya juga. Salah satu contohnya ya si cewek malah percaya/merasa lebih aman berada disekitar teman-temannya daripada cowoknya.
Terlalu Cinta
Yeah, walaupun poin ini rada bikin bergidik, tapi ya kenyataannya ini alasan yang paling sering diutarakan oleh orang-orang yang posesif.
"Gue tu cinta banget sama lo, dan lo juga pacar gue. Kenapa sih lo gak bisa nyaman sama gue aja? Kenapa sih lo harus pergi sama dia? Kenapa sih lo harus kumpul sama temen-temen lo? Kan bisa dirumah gue atau pergi berdua sama gue"
Yaaa kurang lebih gitu lah.
* * * * *
Udah ah, empat aja cukup lah. Gue pusing kalau kebanyakan poin. Ini aja udah cukup panjang kalau dibahas secara detail. Lagipula ini poin dasar kok, akibanya bisa bercabang jadi lebih banyak kalau dijabarin lagi, hehehehe. Jadi, mari bahas satu per satu dari keempat poin itu.
Minder. Yang ini sih kayaknya harus ada yang menyadarkan si penyakitan biar tau, sadar, dan mempelajari sifat minder itu sebabnya apa, akibatnya gimana, dan efeknya bakal gimana aja, serta bagaimana menanggulanginya. Mungkin lebih baik si pacar dulu yang ngingetin. Kalau gak mempan ya serahin ke orang tuanya aja biar dibawa ke psikolog. Yang jelas sih, kalau lo adalah orang yang berpenyakit minder dan gak mau move on dari keminderan itu, jangan berharap punya cewek yang kepepet sempurna lah. Lo gak tenang, pacar lo gak senang.
Merasa Memiliki. Aduh bro, sist. Jadian itu apa sih artinya? Kalian gak transaksi apa-apa kan waktu jadian? Kadang malah gak ada saksi. Jadian tu emang serba salah sih ya. Gak ada saksi, gak dipercaya siapa-siapa. Ada saksi, dikatain alay. Hahahahahha.. Ya jelaslah, nembak cewek dimuka umum masih dikatain alay sampai sekarang. Itu bukan "pejuang cinta", tapi "korban cinta". Yak, karena jadian itu hanya tentang lo dan dia tanpa bukti apa-apa. Dengan jadian, pacar lo tu masih punya orang tuanya. Dengan jadian, bukan berarti lo bisa narik dia dari dunia yang fana ini. Lagipula, pacar lo itu manusia, manusia yang makhluk sosial. Butuh punya teman, butuh bicara, butuh bertukar pikiran, dan itu gak cuma sama lo doang. Kapan wawasannya bisa luas kalau lo lagi lo lagi yang jadi referensi.
Gak Ada Rasa Percaya. Men, tolong banget nih ya. Tolooong banget. Sederhananya sih gini, kalau lo gak percaya, kenapa lo pacarin? Kalau udah keburu jadian, ya kenapa gak segera lo putusin? Berarti yang dodol kan elo. Gini deh, biar inisiatif dari lo sendiri. Lo mulai dari diri sendiri biar diri lo bisa dia percaya, terutama kalau lo lagi dengan temen-temen lo. Kenalin ke komunitas lo, teman-teman lo, kegiatan lo, dunia lo. Kali-kali dia tertarik kan dia malah ikutan gabung. Kalaupun enggak, dia setidaknya kenal dengan siapa-siapa aja lo beraktifitas sehari-hari. Setelah itu, kalau dia belum melakukan yang sama, ya lo minta dikenalin dengan teman-temannya, kegiatannya, dan dunianya. Biar lo kenal, biar lo tau, biar lo gak sembarang mikir macem-macem lagi
Terlalu Cinta. Ini juga nih. Plis dong plis. Apapun yang "terlalu" atau "berlebihan" itu gak baik. Apapun. Sekalipun itu hal yang baik, tapi kalau berlebihan tetap hasilnya gak akan baik. Gue kasih contoh sederhana nih. Lo tau kangkung kan? Enak dong? Sehat juga kan ya? Coba aja lo tiap hari makan Ca Kangkung 15 porsi setiap hari. Hebat kalau ujung-ujungnya gak mencret sih. Hahahahaha. Contoh lainnya, buah nanas. Enak kan? Sehat juga dong? Makan aja rada banyak, RADA aja, jangan BANGET. Lidah lo pasti perih-perih gitu. Itulah. Hal yang baik, gak menghasilkan kebaikan bila diterapkan secara berlebihan. Jadiiiiii, tolong, jangan jadikan "terlalu cinta" sebagai alasan lo untuk membenarkan adanya keposesifan. Kasian pacar lo.
Gue bahas ini bukan sekedar ngomong doang. Tapi gue udah cobain semuanya. Gak enak bro, capek. Hahahaha. Masih banyak hal lain yang lebih berguna daripada posesifin cewek. Otak capek, hati capek, pulsa capek, dompet capek, kehabisan waktu pula. Soalnya rata-rata orang yang posesif tu gak konsen ngapa-ngapain kalau posesifnya kumat. Hahaha.
Gue pernah menjadi cowok yang posesif. Latar belakangnya sih sederhana, karena gue sering banget dikatain cuek dan ujung-ujungnya putus. Nah, karena gue bosan dikatain cuek, maka gue putuskan untuk tobat dari kecuekan dan menjadi perhatian lalu kebablasan. Hahahaha. Latar belakang sesederhana itu tidak mendatangkan hidup yang lebih sederhana. Hidup gue mendadak jadi lebih ribet dan gak tenang. Jadi cowok posesif ternyata melelahkan. Sudahlah capek, ujung-ujungnya putus juga. Setelah coba-coba, gue dapat disimpulkan bahwa cuek itu dosa dan posesif itu jahanam. (Anyway, gue minta maaf pada mantan yang putus ama gue dengan alasan gue cuek maupun gue posesif. Namanya juga nyoba. Hehehe)
Nah, gue udah cobain cuek, udah cobain posesif juga. Kesimpulan gue ya cuek itu dosa dan posesif itu jahanam. Terus harusnya gimana dong? Ya normal aja lah, mainstream aja kayaknya lebih sehat deh. Jangan cuek banget, jangan perhatian banget. Kalau cuek, pacar lo bakal ngerasa gak dianggep, si pacar pasti akan cari orang lain yang lebih perhatian padanya. Kalau posesif, si pacar bakal ngerasa dipenjara, si pacar akan cari orang lain yang lebih pengertian padanya.
Gue punya cara anti-mainstream untuk menjawab persoalan ini, yaitu cuek secara tersurat, tapi posesif secara tersirat. Efeknya luar biasa Sob. Tapi untuk sekarang, gue gak bisa jelasin dulu. Entah karena gue belum punya metode jelasinnya, atau karena gue belum mau buka 'rahasia dapur' gue. Hehehehehe
Good luck.
* * * * *
Dwindown, 2014
0 comments