Weekend : Menempuh Jarak Jauh

Sabtu, Juni 14, 2014



Iyaps, kembali lagi menambah posting di label public dairy

Weekend yang gue maksud dan akan ceritakan adalah Malam Sabtu dan Malam Minggu yang baru saja dinikmati. Yak, penikmatannya ada disepanjang gelaran aspal. Sepanjang apa aspal dibentang, sepanjang itu pula perjalanan weekend ini. Oke, berlebihan. Hahahahaha.

Malam Sabtu

Jumat malam, atau malam sabtu. Yes usually that day is exactly last work day. Hari kerja terakhir sebelum libur akhir pekan, sabtu dan minggu. 

Jumat malam, gue makan dengan dua kawan gue, sebut aja namanya Brian dan Lala. Yang satu cowok (Brian, bukan Lala), yang satu cewek (Lala, bukan Brian). Karena keasyikan ngobrol dan larut dalam topik-topik yang dibicarakan, dinner malam itu berakhir di jam sembilan malam.

Gue    :"Wak, pantai yok!"
Brian :"Wanjir, yang bener aja lo. Jam berapa nih." 
Gue    :"Parangtritis aja men, yaelah."
Brian :"Gue ada ketemu orang sih, bentar aja. Tapi harus. Penting."
Negative.
Gue    :"Okelah. La, pantai?" gue menoleh pada Lala.
Lala   :"Cus."
Yeah.

Akhirnya gue dan Lala berangkat ke Parangtritis pukul 21.27 wib. 

50 menit kemudian, gue sampai di Parangtritis. Duduk dan mengeluarkan ponsel dari tas. Hidupkan layar. Dan ternyata ada invitation via Whatsapp dan SMS. Some persons wanna meet up with me in Lincak Cafe, Selokan Mataram. Nice, the invitations delivered at 21.36 wib. Itu cuma sembilan menit sebelum gue berangkat ke Parangtritis. Pleaseeee..!!!!

Undangan ini harus tentang membicarakan hal yang penting. Awas aja kalau enggak, pikir gue. Akhirnya gue mengabarkan akan sampai di TKP (tempat kejadian perkara) sekitar 40-50 menit kemudian. Tapi setelah dipikir-pikir, gue nikmatin ombak dulu rada setengah jam. Lalu cus lagi ke Sleman, menuju TKP. Begitu sampai, sempat di bully lalu terjadi percakapan serius. Not bad, it was worthed. Thanks guys, y'all successfully managed to make the asphalt roads longer than it should. That night became meaningful moment for our own brains and mindset.

Malam Minggu

Malam minggu adalah malam panjang. Itu kata orang lain. Sedangkan buat gue, malam minggu ini malam perjalanan panjang. 

Dua minggu lalu, adek semata wayang gue yang bernama Wendo, baru sadar kalau STNK motor yang ada didompetnya itu bukan punya dia. Nama, no plat, jenis dan tipe motor yang tercantum di STNK itu benar-benar beda. Jelas, itu STNK orang lain. Kecurigaan ada pada pemeriksaan STNK pada saat keluar dari parkiran kampusnya. Mana tahu tertukar dengan mahasiswa lain. Wendo langsung urus ke penjaga parkiran kampus dan cukup gembar-gembor tentang kasus itu.

Karena belum juga terdengar kabar gembira dari warga kampusnya, maka, hari sabtu inilah dia mau mencari alamat yang tercantum di STNK itu. Disana tercantum alamat Deresan RT/RW 04/32 Prambanan. Dan setelah banyak nego-nego dulu, akhirnya gue ikut nemenin Wendo cari tu alamat. Demi STNK ini kembali pada empunya, dan STNK Wendo juga balik. Maka kami berangkat jam 15.30 wib.

Gue       :"Wen, ini mahasiswa mana sih dua minggu gak muncul-muncul?"
Wendo :"Gak tau jugak. Udahlah, cari aja dulu."

Dengan penuh kesotoyan dan akhirnya bertanya pada beberapa orang. Akhirnya kami masuk jalan yang cukup rusak, dekat daerah Piyungan, Prambanan.

Gue        :"Ini mahasiswa ngeri amat ya pulang-pergi lewat jalan begini. Kalau pulang malam apa kabar ya gelapnya."
Wendo :"Tau nih, rajin amat ya sejauh ini kuliahnya."

Masih harus bertanya-tanya lagi tentang dimana Desa Deresan, juga bertanya RT dan RWnya. Akhirnya. Ketemulah rumah orang yang dituju. Fix, mendadak gue nyesel ngatain "mahasiswa". Ternyata bapak-bapak yang umurnya sekitaran 40 tahun. Si Bapak seneng bener STNKnya balik, sementara STNK adek gue ada di polantas Klaten. Karena sebulan di pegang ama si Bapak, belum juga nemuin adek gue dimana. 

Ternyata, tertukar saat ada razia di Klaten. Sang polisi razia, salah kembalikan STNK. So, tertukarlah kertas kecil yang penting itu.

Si Bapak langsung menelepon si polisi dan membuat kesepakatan malam ini juga kami (gue dan Wendo) langsung ke Klaten untuk menemui sang Polisi di tempat razia tempo hari. Dan itu adalah daerah Klaten. Setelah selesai basa-basi dan minum suguhan, akhirnya kami pamit. Berangkat dari daerah Prambanan menuju Klaten. Jalanan penuh asap mobil, bis dan truk. Belum lagi motor-motor yang berserakan dijalan. 

Gue       :"Rame amat ni jalan. Gak lazim."
Wendo :"Kata siapa. Malam minggu nih. Dasar jomblo."
Gue       :"$%^&*($#$%^&*(*&^%$" 

Malam minggu ini, badan lelah bolak-balik cari alamat dan nyamperin polisi disaat jalanan begitu ramainya. Sampai rumah, pantat pegel, kepala sakit dan napas sesak. Dan sekarang, gue milih lanjutin cerita novel gue dan menyempatkan diri untuk menuliskan weekend ini di blog. Di rumah. Bukan di kafe. Bukan di alun-alun kidul. Bukan Malioboro. Bukan di tempat karaoke. Bukan di diskotik. 

Sendiri? Enggak lah. Gue jomblo terhormat. Masa malam minggu sendirian. Gue ditemenin Mimi, kucing kesayangan.

* * * * *
Dwindown, 2014

You Might Also Like

0 comments