TGSL : Kekerasan Dalam Berpacaran

Minggu, Juni 15, 2014

sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com/-HyDVb8CKp_k/ULiyiyDT8GI/
AAAAAAAAANQ/IvemDtdNuyo/s1600/kekerasan-dalam-pacaran-capai-1045-kasus.jpg
Yeah yeah, gue baru bisa bicara di level pacaran. Kalau urusan suami-istri, gue belum tau banyak lah Sob. Ijab-kabul aja gue belum ngalamin. Hehehehehe.

Jadi, gue observasi tentang para pelaku hubungan tidak sehat, yaitu pelaku dan korban kekerasan dalam berpacaran. Mungkin belum maksimal ya data yang gue dapat, tapi setidaknya ada kesimpulan walaupun masih konsep dasar dan kasar.

Dalam postingan kali ini, gue mencoba untuk menyampaikan dan membahas apa-apa saja yang gue ketahui dari hasil observasi gue tentang Kekerasan dalam Berpacaran. Silakan disimak.


* * * * *

Mungkin enaknya kita mulai dari membahas tentang tipikal orangnya dulu. Pembahasannya dipisah antara si korban dan pelaku aja kali ya. 

sumber gambar : http://images.detik.com/content/
2014/03/14/763/080847_453811917.jpg

Korban

Mayoritas gender korban ini adalah cewek. Wajar aja kali, kalau ditilik-tilik dari kapasitas kekuatan fisik, jelas kalah. Nah, rata-rata, posisi yang ditempati para cewek korban hubungan tidak sehat adalah serba salah. Mereka tersiksa tapi tidak bisa pergi begitu saja. Akhirnya malah memilih untuk bertahan dan pending untuk meninggalkannya. Dimana letak ke-'serbasalah'-annya?

Pilihan pertama, bertahan. Ini salah. Kenapa salah? Jelas saja kalau bertahan, itu sama saja memberikan celah untuk menjadi korban lagi dan lagi dan lagi dan lagi. Seringnya, alasan bertahan ini karena pikiran "ah, dia kan sudah minta maaf, mana tahu dia betul akan berubah menjadi yang lebih baik lagi." dan juga bisa jadi karena si pelaku selalu minta maaf lalu 'menyogok' si korban dengan hadiah-hadiah, rayuan gombal, bunga cantik, dan lain-lain sebagainya agar si korban tetap memaafkan dan memberi kesempatan lagi pada pelaku untuk 'tobat' dari kebangsatannya. Sifat baik, sabar dan berprasangka baik ini lah yang menjerumuskan si korban menjadi lebih mengenaskan dari hari ke hari.

Pilihan kedua, tinggalkan. Ini salah. Kenapa salah? Karena disalah-salahin mulu. Ya sama si pelaku, ya sama si orangtua pelaku, malah terkadang disalah-salahin juga sama kawan-kawan si pelaku. Rata-rata, Saat korban berusaha 'meninggalkan' si pelaku, akan terjadi hal-hal gak lazim pada si pelaku. Contohnya depresi mendadak, sakit mendadak, opname mendadak, gila mendadak, mogok sekolah/kuliah mendadak, mogok makan mendadak, mati mendadak. Hal-hal abnormal seperti ini akan membuat si korban merasa bersalah telah meninggalkan si pelaku. Lagi-lagi karena sifat 'baik' yang membuatnya menjadi seseorang yang 'gak-tegaan' yang membuatnya merasa bersalah. Akhirnya, balikan lagi, dan jadi korban lagi.

Memang, posisi si korban bakal sulit untuk pergi dari si pelaku karena diri sendiri (korban) itu sendiri. Gue sendiri menyimpulkan, cewek yang baik, sabar, penyayang, pengertian dan selalu berprasangka baik, lalu diiringi dengan kebegoan diri yang gak bisa sedikit tega yang kemungkinannya sangat besar untuk menjadi korban.

Pelaku

Kebalikan dari korban. Mayoritas pelakunya adalah bergender cowok. Cowok yang menjadi pelaku kekerasan dalam berpacaran punya tipikal aneh yang gak sesuai dengan 'kadar-keras-perlakuannya-terhadap-cewek'.

Childish. Yak, kekanak-kanakan. Gak bisa kontrol emosi. Gak liat-liat siapa yang jadi pelampiasan amarah. Gak mikir efek dari perbuatan. Gak mau tau dengan apa yang terjadi, asumsinya adalah yang paling benar. Gak mau mendengar penjelasan apapun. "Pokoknya gue marah"

Cemen. Kok cemen? Doi kan keras? Ya cemen lah. Keras apanya, berani keras sama cewek doang. Giliran ke cowok, kelakuannya alim banget. Dan lagi, setiap ceweknya berusaha ninggalin, dia sakit-sakitan. Psikisnya gak siap kena 'feedback' yang dilakukan oleh korbannya. Korbannya ngelawan dikit, dia yang semaput. What the....? Dan lagi, begitu ceweknya ninggalin dan gak mau dengar segala kalimat permohonan, yang muncul adalah orangtua si cowok. Mewakili si cowok, dengan kekuatan orangtua yang dihormati dan dihargai oleh si cewek, membujuk si cewek untuk gak jadi ninggalin anaknya. Aduh men, bawa-bawa orang tua nih? Segitu sangarnya 'cowok-keras', tapi nyelesaikan masalah minta tolong orangtua yang maju? Please.

Posesif. Ya ini penyakit gak ketolong. Efeknya gede banget lho. Lengkapnya, silakan baca di postingan TGSL (Tahu Gak Sih Lo) : Posesif

Cowok-cowok macam inilah (yang sejauh ini gue survey) yang ternyata menjadi pelaku kekerasan dalam hubungan pacaran. Seringnya cowok-cowok ini gampang cemburuan terus jadikan itu alasan untuk bisa ngamuk-ngamuk. Hadeeeeh.

* * * * *

Setelah membahas orang-orangnya, sekarang kita bahas bisa apa aja sih contoh-contoh kejadian kekerasan dalam hubungan berpacaran nih. Gue bagi dua deh bahasannya, kekerasan verbal, dan kekerasan fisik.

Verbal

sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com/-_z-pIjKRp1Q/UKmNRn8-lUI/
AAAAAAAAAII/kH3Pftdx114/s1600/kekerasan-pacaran.jpg

"Gak usah tolol gitu jadi cewek! Bikin khawatir aku aja! Pintar sedikit kenapa? Pikir nih ya, kalau kamu pergi ke acara itu, disana banyak cowok, disana kamu bisa dikasih minuman yang taunya ada obat tidurnya, terus kamu diapa-apain sama teman cowok kamu, terus kamu ...... blablablabla"
"Tapi kan itu semua teman-teman aku dan kamu juga udah kenal mereka. Mereka kan orang baik, gak mungkin lah mereka kayak gitu. Lagian disana juga ada orang tuanya, jadi gak mungkin lah kalau ....."
"Gak usah bantah aku ya, kamu mau datang kesana dengan resiko yang sudah aku sebut tadi? Dasar perek!"

Percakapan diatas sudah cukup mewakili ya. Itu aja gue bete nulisnya. Hahahaha.

Jadi, cowok yang nyuruh mikir itu gak cukup bisa berfikir lebih sehat lagi. Penuh parno mungkin karena terlalu banyak nonton berita kriminal dan sulit mempercaya pacarnya untuk menjaga dirinya sendiri. Atau, kalau masih gak percaya juga, kenapa gak ikut aja untuk menemani si cewek. Kekerasan verbal yang dilakukan adalah kata-kata yang dilontarkan adalah kata-kata yang masuk kategori SANGAT kasar untuk disampaikan pada cewek, especially pacar.

Fisik

sumber gambar : http://segiempat.com/wp-content/uploads/2013/02/Waspada-Tindak-
Kekerasan-Kekasih-Dapat-Menjadi-Kebiasaan-oleh-SegiEmpat.jpg

Nah, rata-rata cowok pelaku kekerasan akan melaksakan aksinya ketika apa yang dia mau tidak dituruti oleh si cewek.  Contohnya, si cowok gak suka cewek itu berteman dengan cowok lain. Terus memergoki si cewek itu ngobrol dengan temen cowoknya, padahal (misalnya) cuma ngobrolin tugas. Bagi cowok cemen tadi, ini alasan yang kuat untuk menghajarnya. Menghajar juga gak tanggung-tanggung. Bisa menampar, bahkan ada yang meninju muka. Bisa memukulkan barang sejenis tongkat ke kepala atau badan. Bisa melemparkan barang juga ke muka atau badan si cewek. Yang parah, ada juga yang melukai pakai benda tajam segala.

Cowok bodoh ini punya pikiran, 'elo itu pacar gue, wajar lah kalau gue hajar kalau lo gak nurut'. Men, di agama Islam (kalau agama lain gue gak tau, sori untuk pembaca yang beragama selain Islam), bukan mewajarkan pacar dihajar kalau gak nurut. Tapi istri. Mana ada kata 'pacar' di hukum Islam, jadi jangan bikin aturan sendiri. Lagi pula, ketika istri gak nurut, hanya dipukul dibagian yang gak bikin cacat dan tidak dengan keras. Itu juga diniati untuk memperingatkan, bukan melampiaskan emosi/ cemburu/ atau ego. Gak terima sama aturan ini? Bikin agama baru aja sana.

* * * * *

Dari apa yang sudah dibahas, sepertinya jelas banget kalau cowok model gini tu gak pantes banget dapatin cewek yang begitu baik, sabar dll tersebut. Mubazir banget cewek kayak gitu cuma jadi korban doang. Herannya, pasangan gak sehat ini bisa bertahan sampai bertahun-tahun lho. Ya, tinggal biarkan waktu yang menghitung sudah berapa luka dan berapa lebam yang pernah ada selama mereka berstatus pacar.

Malah yang hubungan pacarannya sehat-sehat aja rata-rata setaun dua taun aja. Kenapa ya? Ada yang bilang, cowok bajingan selalu mempunyai cara untuk mengindahkan apapun untuk si cewek. Sayangnya jawaban ini gue gak bisa terima sepenuhnya. Cowok yang melakukan kekerasan pada cewek itu bukanlah bajingan, melainkan penjahat. Ya, penjahat. Kelakuannya itu semua ada di kitab KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) yang didalamnya disertai hukuman-hukuman dan denda yang harus dibayarkan jika hal-hal biadab itu dilakukan.

Diakhir pembahasan ini, gue cuma bisa kasih sekedar saran aja deh.

Untuk cewek:
Cukupkanlah kebodohan kalian untuk tetap bertahan dan berusaha membuatnya lebih baik. Cowok gitu tu cuma pacar lo doang. Tinggalin, dan biarin aja orangtuanya yang bikin mereka jadi lebih baik. Begitu lo tinggalin, yaudah teguhkan niat dan tekad. Siapapun yang menyalahkan lo nanti, siapapun yang memohon pada lo nanti, jangan pedulikan. Saatnya pikirkan diri sendiri. Pikirkan keamanan diri lo, pikirkan kenyaman diri lo, pikirkan ketenagan hidup lo. Cowok itu gak akan mati kecuali bunuh diri. Sedangkan bunuh diri pun, bukan salah lo. Itu salah dia. Baca deh Mati karena Cinta

Untuk cowok:
Gue gak tau kenapa lo bisa melakukan itu semua. Lo gak sadar melakukannya lalu minta maaf, lo kira itu cukup untuk memaklumi tingkah kriminal lo? Jangan berpikir lo hebat karena sanggup menguasai cewek dengan cara kekerasan seperti itu. Be Smart lah bro. Otak lo tolong di pakai. Tolong. Oiya, kalau lo ngerasa hebat, jangan minta orangtua lo yang menyelesaikannya. Yang pacaran tuh elo. Tu cewek pacar elo. Bukan orangtua lo. Seandainya lo banyak mendengar cerita, cita-cita, dan harapan cewek sih, bagi cewek, cowok yang hebat adalah yang menjaga hati dan diri ceweknya, membuat aman dan nyaman ceweknya. Cukup sampai disana. Kalau lo berlebihan, lo malah jadi babu, tukang ojek, bank berjalan, atau penerima jasa pembuatan tugas sekolah/kampus/kantor. Dan seandainya lo adalah pelaku kekerasa verbal, kalau lo sering ngata-ngatain cewek lo dengan kata "tolol" "bego" "perek" "cewek murahan" dkk dst dsb dll, asli gue bingung kenapa lo mau macarin cewek macam itu. So, yang bego dan tolol siapa? Elo atau cewek lo? Pikirlah.

* * * * *

Gak usah pacaran kalau gak siap,
Gak usah pacaran kalau gak percaya,
Gak usah pacaran kalau gak ada 'hati',

* * * * *

Dwindown, 2014

You Might Also Like

0 comments