Sang Supir Travel : "Tanggungjawab Woi!"

Minggu, Juni 01, 2014

Suatu malam Keri mendapat objekan untuk nyetir dari Yogyakarta-Pekalongan, via Semarang. Dengan menggunakan mobil Xenia abu-abu, Keri membawa enam orang penumpang. Dua orang ke Semarang dan sisanya ke Pekalongan.

Seperti biasa, ada pemberhentian demi mengisi perut. Semua manusia yang ada didalam mobil Xenia ini turun untuk makan, kecuali satu, yaitu cewek yang akan turun di Semarang nanti. Karena gue gak tau namanya, kita sebut aja, ....... Santi. Nah, Santi ini gak turun dari mobil karena sejak berangkat dari Yogyakarta, dia tertidur dengan pulas.

Selesai dari rumah makan, perjalanan diteruskan. Keri menyetir dengan penumpang yang seluruhnya tidur. Ya memang sudah malam, waktunya tidur bagi siapa saja yang tidak ada pekerjaan. Penumpang kan tugasnya cuma satu, nunggu nyampe tujuan. Hahahahahaha. Santi juga masih tidur, pulas.


Dalam perjalanan sesi kedua ini, mobil Xenia ini sempat satu kali berhenti di SPBU karena salah satu penumpang kebelet buang air kecil. Disini Santi sempat bangun dan memanfaatkan kesempatan ini untuk ke toilet juga. Setelahnya, Santi dan satu penumpang tadi itu segera masuk mobil. Mereka lelap kembali. Keri membawa mobil beserta isinya hingga Semarang. Dan setelah mengantar penumpang yang menuju Semarang, Keri segera mengarahkan perjalanan menuju Pekalongan.

Keri dan penumpangnya kini mencapai Pekalongan. Dia sudah mengantar tiga dari penumpangnya dengan selamat sampai alamat masing-masing. Sisa satu orang lagi yang akan dia antar ke alamatnya. Tiba-tiba.....

"Lho mas, ini Pekalongan?" suara perempuan muncul dan mengagetkan Keri. Kaget, karena yang Keri tau, sisa penumpangnya adalah bapak-bapak setengah baya. Kok suaranya jadi perempuan, tanya Keri dalam hati. Keri pun menengok ke belakang dengan memanfaatkan kaca spion tengah. Ternyata itu Santi, dan saat itu Santi masih mengucek-ucek mata karena benar-benar dalam kondisi baru bangun dari tidur panjangnya.

"Lah? Mbak? Mbaknya mau kemana?" tanya Keri.

"Aku kan turun di Semarang. Gimana sih?" Santi mulai berbicara dengan nada protes.

"Ya mbaknya tidur aja kali ya. Terus gimana nih? Saya nyetir balik tuh besok lho." Jawab Keri, "Sebentar mbak, saya antar dulu bapak ini."

Belum sampai ke alamat si bapak, gak usah tau deh namanya karena gue males ngarang nama lagi, Keri disodori ponsel oleh Santi.

"Ini mas, pacarku mau bicara." ujar Santi.

Keri menerima telepon pacarnya Santi.

"Ya, halo?!"

"Mas, gimana sih? Itu mbaknya kan harusnya di antar ke Semarang! Kenapa dibawa sampai ke Pekalongan?!" Nada keras langsung terdengar di seberang sana.

"Lho, ini mbaknya aja yang tidur sepanjang jalan, tau-tau sadarnya di Pekalongan ya udah telat lah mas. Ini sayaudah capek-capek nyetir malah dimarah-marahi kayak gini. Salah mbaknya tho."

"Lho salah gimana? Kamu tu harusnya tau kalo dia ini turunnya di Semarang. Aku gak mau tau, kamu harus tanggungjawab!" Nada bicara pacarnya Santi semakin keras.

"Tanggungjawab gimana, lah, saya gak ngapa-ngapain mbaknya, kok!"

"Yaudah, antar ke terminal aja, carikan bis ke Semarang!"

"Oh ya wis."

Setelah mengantar bapak terakhir, Keri segera menuju terminal. Dan good, berhubung waktu menunjukkan waktu pukul 10.30 pm, maka bis menuju Semarang sudah habis. Keri berinisiatif mencarikan kereta. Okay, emang nasib lagi gak OK aja nih, gak ada juga kereta yang berangkat jam segitu ke Semarang. Keri menuju bandara. Oh sorry pembaca, Pekalongan belum bangun bandara. Jadi sekarang Keri kebingungan.

Keri lagi-lagi di telpon oleh pacar Santi. Kali ini, pacarnya Santi kasih solusi yang agak-agak .... yah gitu deh. Solusi ini tercetus dengan perintah," Carikan pacarku tempat buat nginap. Penginapan apa kek, hotel, motel, terserah. Tungguin. Jaga sampai pagi. Paginya antarkan ke terminal atau stasiun lagi."

Wah ini nih, Keri protes dalam hati. Kalau begini urusannya beneran ntar minta 'pertanggungjawaban' besok pagi. Hehehehehehehe.

Tapi Keri tetap melaksanakan perintah pacarnya Santi itu, padahal yang salah adalah Santi yang tidur terus sepanjang jalan. Keri membawa Santi ke penginapan, menungguinya sepanjang malam di mobil, dan besok paginya mengantar ke terminal. Untunglah, pagi itu kali terakhir Keri berusaha bertanggungjawab terhadap penumpangnya yang kuat banget tidurnya.

*****
Dwindown, 2014

You Might Also Like

0 comments