TGSL : Pemberi Harapan Palsu (PHP)

Senin, Juni 30, 2014



Dari hasil survey, dalam 1 jam, ternyata ada 40 orang yang ngarep bahasan tentang PHP tapi malah jadi korban PHP blog ini. Maaf ya Sob..... Kali ini postingannya gak se-PHP sebelumnya. Gue janji. Hahahahaha.

Belum tepat jam 6 pagi, tau-tau muncul chat curhat dari facebook messenger. Nanya soal Pemberi Harapan Palsu, atau singkatan gaulnya PHP. Cukup bikin surem pagi gue yang cerah dan adem. Mendadak otak gue panas nyoba mencari tau komentar macam apa yang dia harapkan dari gue.

"jd ada tmn aku yang lagi galau banget. dia ini hubungan nya gak jelas. karna cowonya gak bisa nentuin sikap, kadang kan cewek susah bedaan antara cowo serius dan pantas di tunggu atau yang gak pantes ditunggu. aku pengen tmn aku sadar kalau laki2 serius itu bakalan memperjuangkan cintanya apapun yang terjadi. banyak cewek yang suka bingung dengan sikap gak jelasnya cowok sih"
Setelah gue baca berulang-ulang. Gue yakin, yang dia harapkan adalah tanggapan yang mendukung para cewek untuk menyalahkan cowok yang "tidak jelas" dan menyelamatkan temannya dari lembah ketidakjelasan cowok. Dia lupa kalau gue cowok, sialan. Jelas aja gue gak bakal melakukan apa yang dia harapkan. Setelah itu, dia pasti bakal bilang kalau gue PHP-in dia. As that simple.

Untuk pembahasan yang sederhana, gak usah jauh-jauh deh, biar gue aja yang jadi sample-nya sekarang. Jujur aja, gue cukup sering nih dinobatkan sebagai cowok pemberi harapan palsu. Sebenarnya udah dari dulu dan gue gak mau sebut-sebut di blog ini, tapi berhubung ada request bahasan soal PHP, akhirnya gue ngaku juga. Hahahaha. Iya, gilak, sering banget gue dikatain PHP. Mungkin sejak istilah PHP itu muncul, gue udah kena gampar pake istilah itu berkali-kali. Dari cewek, jelas. Dari cowok, kadang-kadang. Untungnya dari bencong belum pernah.

Pemberi Harapan Palsu. Harapan apa sih yang dimaksud? Dalam konteks ini, kayaknya harapan untuk bisa jadian kali ya? Terserah jadi apa, pokoknya jadian. Bisa jadi bini, bisa jadi tunangan, bisa jadi pacar, bisa jadi ajudan, bisa jadi pembokat, bisa jadi supir, bisa jadi tukang ojek. Ya, yang penting JADI-an.

Biar gue wawancara eksklusif diri gue sendiri. Silakan disimak.

Sebab dikatain PHP?

Sederhana. Gue baik-baikin dengan cewek (seringnya sekedar balas chat doang sih padahal), ceweknya ngarep macem-macem, cowok yang gebetin si cewek dicuekin, gue pergi, ceweknya frustasi, cowok yang gebetin kelabakan. Yang salah siapa? Kata mereka, GUE yang salah.

Karena alasan tersebut (ya memang cukup sering terjadi), gue dinobatkan sebagai Pemberi Harapan Palsu paling kronis yang pernah ada (gilak temen gue lebay amat). Padahal coba dipikir-pikir lagi. Gue ngapain sih coba? Balas chat, balas sapa orang yang menyapa dan menanggapi orang yang ngajakin ngobrol, ITU SALAH? Akal sehat gue berkata, itu gak salah. Itu kan namanya menyambung silaturahmi.

Nah, sekarang gue tanya, membalas sapaan dan menanggapi obrolan itu semacam memberikan harapan ya? Si cewek, berharap bisa 'lebih dekat' dengan gue, entah jadi apapun, hanya dari kenyataan gue balas sapaannya dan menanggapi obrolannya. Fine, actually, it's weird.

Untuk pertanyaan ini, gue juga seharian tadi tanya-tanya ke orang (cewek) yang terindikasi dapat tuduhan PHP juga. Jawabannya sama.

Ya kalau bukan Pelaku PHP, terus apa dong?

Awalnya mungkin gue sempat termakan omongan orang. Dan akhirnya menyalahkan diri sendiri, semacam 'ah gue PHP-in cewek' dan 'buset gue abis nyakitin cewek' atau bisa jadi 'matilaaah chat dia kebales, sekarang dianya agresif, harusnya gue gak balas chat dia'. Apa itu perlu? Sayangnya enggak. Sama sekali tidak perlu, karena itu capek-capekin otak dan hati gara-gara merasa bersalah.

Setelah capek merasa bersalah karena sering dituduh sebagai pelaku PHP, gue mulai mencari tau sebenarnya keadaannya tuh seperti apa sih. Bertapa sekian lama, cukup membuat gue mendapat wangsit entah dari mana.

Wangsit yang gue dapat adalah, gue bukan pelaku PHP, melainkan korban PHB.

Apa tuh PHB?

Penganut Harapan Berlebihan. Iya, hiperbolis. Parah. Sembrono. Ngarep sembarangan. Di senyumin dikit, ngarep. Chat di bales, ngarep. Belum lagi kalau keceplos 'kamu dah makan belum?', mikirnya 'ah~ perhatian banget'. Terus ngarep. Ditambah lagi kalau ditanya 'udah tidur belum?', mikirnya 'ya ampun~, malem-malem nyariin aku~'. Terus ngarep. Padahal mau minta beliin pulsa atau nanya tugas atau apapun yang lain. Hadeh.

* * * * *

Gue berpikir kenapa sampai ada istilah harapan palsu segala. Iya sih, memang ada orang yang sengaja ngasih-ngasih sinyal harapan, giliran yang lihat sinyalnya udah kena dan berharap, lantas dimanfaatkan oleh sih pemberi sinyal. Bisa jadi ini salah satu modus para cowok/cewek matre. Tapi ya gak semua orang juga kali lo sama-ratain.

Bentar-bentar "Ih ni cowok PHP banget". Bentar-bentar "Gila gue di PHP-in cewek". Woi, mending lo ngaca dulu. Perhatiin dulu diri lo baek-baek, coba renungin dulu yang tenang, akal sehat mainin, siapin mental buat introspeksi. Elo yang di PHP-in, atau elo yang ngarep-ngarep gak jelas? Jangan-jangan elo yang PHB.

Jangan pada sembrono mengganti nama sifat. Sifat supel diganti jadi sifat PHP. Itu kan picik. Sifat easy going berubah jadi PHP juga. Iya kalau orangnya gak mikir-mikirin amat. Tapi kalau kepikiran, terus dia yang supel, ceria, easy going dan asik-asik aja malah berubah jadi pendiam, suram, penyendiri, gak asik, dan kaku, bagaimana? Ini pembunuhan karakter namanya.

Ada istilah Relationship Oriented, mungkin orang-orang yang menganut paham ini lah yang kebanyakan menjadi korban PHP. Dapat 'angin' dikit, mikirnya sudah 'wah kalau jadi pacar kayaknya seru', 'ih dia nih naksir gue nih, gak lama lagi bakal nembak gue, asiik'. Terus membangga-banggakannya depan teman-teman dengan kalimat 'eh gue lagi deket dengan si Fulan,lho' dan berharap tanggapan 'ciyeee, bentar lagi jadian nih, PJ dong PJ!!'. Nah kan, itu baru dapat 'angin' dikit aja tuh. Tau-tau udah ngomongin Pajak Jadian (PJ) yang berarti pesta-pesta syukuran karena sudah jadian. Norak.

* * * * *

Berkaitan dengan kasus PHP disini, kita bakal banyak mendengar kalimat-kalimat sebagai berikut.

"Jadi dia deketin gue cuma PHP doang? Semua cowok sama aja. Bajingan semua!"
Padahal yang siapa ngasih harapan? Elo aja yang ngarep. 

"Lho, kok dia malah jalan sama si Fulan sih? Selama ini gue sama dia statusnya apa dong? Cewek PHP sialan."
Nah, bego kan? Jelas-jelas jadian aja enggak, kok malah nanya status?

"Dasar playboy! Kemaren deket sama gue, sekarang deket sama dia. Gak tanggungjawab banget udah PDKT-in gue."
Orang ngobrol-ngobrol doang, dikatain PDKT. Cowok yang lo katain playboy itu yang PHP atau lo yang Ge-eR?

* * * * *

Gue ada baca dari salah satu artikel tentang PHP juga:

"Kenapa orang baik semakin sedikit?"
"Karena orang yang dibaikin semakin banyak, dan ujung-ujungnya minta jadian."

Jadi, kesimpulannya, orang-orang yang dibaikin itu yang bikin orang baik jadi kapok untuk tetap berbaik hati. Makanya jangan norak, belum apa-apa sudah relationship oriented.

* * * * *

Dwindown, 2014

You Might Also Like

0 comments