Sabtu tanggal tanggal 28 juni ini, gue dapat curhatan dari seorang cewek tentang temannya. Padahal lagi asik nikmatin angin Parangtritis yang gak ada sepoi-sepoinya sama sekali. Angin ngamuk sih iya, Hahahaha. Curhatannya tentang keseriusan dalam hubungan. Dalam curhat itu hubungan=pacaran. Mungkin ini juga berlaku untuk curhatan pagi buta dari facebook messenger kemaren. Bedanya, cerita di Parangtritis itu, ceweknya sudah jadian dan berpacaran, sedangkan yang dari chat itu, belum ada kata jadian dan masih ada keraguan.
Ceritanya disini, ada si cewek yang kita sebut saja namanya Rasti, dan cowok yang bernama Randi. Maaf lho untuk yang punya nama ini. Ini cuma untuk nama samaran. Gue pilih secara random. Ceritanya nyata, nama pemerannya fiktif.. ya.. anggap aja begitu.
Rasti adalah seorang adik angkatan yang punya pacar angkatan atas bernama Randi. Randi ini orientasinya memang bukan cari pacar, melainkan calon bini. Keseharian mereka, seakan-akan Randi ini 'mendidik' Rasti untuk bisa siap dinikahi. Siap jadi bini gitu. Soooo, sering juga Randi berkata,"Kamu tu masih seperti pacar. Bisa gak bertingkah seperti calon bini?" setiap kali Rasti melakukan hal yang bagi Randi itu salah.
Komunikasi mereka bisa dibilang kaku. Chat apa adanya, kalau telepon memang seadanya. Belum lagi Randi juga gak jarang nyuruh Rasti untuk datang ke kontrakannya dengan membawa bahan-bahan makanan mentah agar dimasak di kontrakan Randi. Setelah itu, Rasti menemani Randi yang sibuk dengan laptopnya. Rasti sendiri mengisi waktu dengan mengerjakan tugasnya sendiri. Akhirnya, ya diam-diaman aja, sibuk dengan urusan masing-masing. Yang penting saling menemani. Walaupun yang berisik cuma jangkrik.
"Aku ini pingin hubungan yang serius. Kamu tuh serius gak sih sama aku? Apa-apa tuh gak usah disuruh dulu bisa gak?" Begitu kata Randi. 'Serius' yang dimaksud Randi ini malah berimbas pada atmosfir yang selalu menjadi serius diantara mereka kala bertemu. Rasti bertahan walaupun kepala pening lantaran gak pernah bisa mengerti maunya Randi ini apa. Apa-apa salah. Apa-apa dikatain gak serius. Tau-tau dikatain gak inovatif, gak inisiatif, dan gak kreatif. Akhirnya, Kang Randi marah-marah.Dodol, gue malah lupa cerita selanjutnya. Tapi setidaknya dari cerita diatas, udah tau dong intinya apa. Nah disini, yang digarisbawahi mungkin bagian keseriusan dalam hubungan itu sebenarnya seperti apa sih?
Baiklah. Gue bahas tentang keseriusan dalam hubungan yang seharusnya teraplikasikan pada setiap sejoli-sejoli yang sedang pengen serius. Tapi ini bukan hanya tentang pacaran sih ya. Yang tanpa status juga bisa diterapin.