Waktu adalah Uang

Sabtu, Juli 26, 2014




Waktu adalah uang. Seluruh dunia juga pasti udah pernah dengar atau bahkan mengucap frase ini. Seakan jadi pameo di seantero bumi. Yang jadi pertanyaan gue dulu, "Kenapa waktu itu adalah uang? Kenapa uang?"


Setelah renung-renungin sendiri. Uang menjadi perwakilan hal yang paling berharga. Dan itu adalah benda. Daripada "waktu adalah ibu" kan bakal kerusuhan dan kontroversi dimana-mana. Akibatnya juga bakal fatal. Oke, skip aja bagian ini. Bakal panjang kalau dibahas.

Waktu adalah uang. Waktu gue masih mahasiswa dulu, sebagai junior, gue jadi orang yang ontime. Ya janjinya jam berapa, sebelum waktunya, gue udah hadir duluan. Misalnya kayak ngerjain tugas kelompok atau rapat-rapat organisasi dan kepanitiaan acara tahunan. Yang terjadi adalah, orang-orang yang menghargai waktu ditelantarin berjam-jam cuma untuk menunggu sejumlah orang yang telatnya gak tau diri. So, yang brengsek nih siapa? Peserta rapat yang telatnya gak kira-kira, atau senior yang tidak memulai acara pada jam yang telah disepakati? Jelas kedua-duanya brengsek bagi orang-orang yang ontime.

Terlalu kasar gak sih kalau sampai ngucap kata "brengsek"? Gue pikir sih nggak. Karena orang-orang yang rese, gak datang-datang pada waktu yang disepakati itu, memberi efek buruk bagi orang-orang yang ontime. Apalagi kalau terjadi berulang-ulang. Efek buruk itu adalah, orang-orang yang ontime karena menghargai waktu, dia gak mau menunggu acara dimulai setelah jumlah orang yang datang sudah banyak atau lengkap. Akhirnya, si ontime memilih untuk datang terlambat juga. Akhirnya, punah orang-orang yang ontime.

Ya siapa juga yang suka menunggu? Apalagi gak melakukan apa-apa ketika menunggu. Kalau masih mahasiswa mungkin mikirnya "Mending gue di kost/kontrakan, gue bisa ngerjain tugas, atau menyiapkan presentasi untuk besok." dari pada jadi pengangguran di kampus cuma untuk menunggu orang-orang brengsek memulai acaranya. Toleransi sih boleh. Itungan menit aja dong ah. Jangan ampe berjam-jam.

Gue sendiri, sewaktu masih junior, gue memilih untuk pergi dari TKP setelah menunggu satu jam. Bodo amat itu acara bakal tetap dimulai atau dibatalkan. Masih banyak yang bisa gue lakukan untuk mengisi waktu. Setidaknya melakukan sesuatu. Dan ketika gue sudah senior, gue lebih bisa menentukan acara dibatalkan atau dilanjut. Pada jam yang ditentukan gue kasih toleransi 1 jam dan gue menunggu sambil mendengar masyakarat kampus yang ontime menggunjing temannya, atau membicarakan dosen, syukur-syukur diskusi tugas (sayangnya ini jarang). Lebih dari 1 jam, gue pulang. Terserah forum tetap akan dimulai atau tidak. Gue gak peduli.

Lebih enak lagi, Ketika gue jadi ketua panitia acara ospek fakultas. Pilihannya cuma dua, memulai dengan orang seadanya, atau batalkan. Mending undur jadi besoknya, biar hari ini gak sia-sia.

Ini tentang gue yang anggap saja menjadi perwakilan dari orang-orang ontime yang terjebak di situasi dimana ontime itu menjadi prioritas nomor sekian. Buat gue, waktu adalah uang. Yang berarti, gue gak bisa diam nganggur (kecuali tidur) tanpa melakukan apa-apa. Memang belum tentu menghasilkan uang, tapi setidaknya gue melakukan sesuatu. Ada proses. Itu yang penting.

Di dunia kerja yang pernah gue alami, ketika sedang berjanji dengan klien dalam rangka negosiasi proyek desain bangunan, datang tepat pada jam dan menit yang telah ditentukan benar-benar berefek pada karir dan nama baik. Dan jelas itu semua berefek juga pada finansial. Klien bisa pergi ketika gue telat, dan mencari orang lain untuk meng-handle proyek itu.

Waktu adalah uang. Belum tentu ada nominalnya, tapi waktu itu berharga. Gak ada yang bilang "Waktu adalah satu juta". Atau "Waktu adalah satu miliar". Jelas waktu memiliki harga yang jauh lebih tinggi dari sekedar mata uang. Karena waktu tidak bisa diulang dan tidak ada revisi, tanpa peduli apapun.

* * * * *

 Menunggu bukanlah hal yang negatif. Tapi saat menunggu, kita kan bisa melakukan hal lain untuk memberdayakan waktu yang terus bergulir. Nyambil adalah hal terbaik ketika menunggu.
* * * * *

Dwindown, 2014

Image source:
http://mydokuku.files.wordpress.com/2012/09/money.jpg

You Might Also Like

0 comments