Sengsara Membawa Nikmat
Selasa, November 12, 2013Sumber : ini foto gue, serius! |
Menurut gue sih tergantung si korban kesengsaraan sih ya. Gini maksud gue, mmmmm. Apapun yang terjadi, cobalah untuk dinikmati. Sesengsara apapun elo, kalo lo nikmati pasti enjoy-enjoy aja. Misalnya, lo lagi sengsara gara-gara banyak pembeli yang mesen produk handmade elo, sedangkan lo lagi banyak tugas (kalo masih mahasiswa) atau lagi banyak kerjaan (kalo dah lulus). Sengsara, iya. Tapi setelah itu kan lo bisa dapetin link dan fresh money. Ya nikmati aja prosesnya. Ada hikmah dibalik semua itu.
Prinsipnya sih simple banget ya. Kalo lo enjoy ngerjain apapun ya lo gak akan terbebani, hasilnya bisa lebih maksimal dan yang liat bisa puas. Tapi kalo lo gak enjoy, lo stres, lo panik, hasil lo gak ada yang oke, yang liat bisa kecewa. Berefek terhadap nama baik lo juga ini. Pait banget, kan?
Sengsara membawa nikmat. Kalimat ini berlaku ketika lo bisa mendaur ulang besi-besi tua, sekrup-sekrup gak kepake, rantai-rantai karatan jadi suatu bentuk pajangan yang bisa dikagumi semua orang. Atau ketika lo bisa memanfaatkan kayu-kayu bekas, besi-karatan, bata-bata pecah, kaca yang tergores-gores menjadi realisasi desain rustic yang mahal. Ngerti kan maksud pengibaratan gue ini? Gue anggap ngerti ya. Hasilnya, dapat dinikmati kok. Kalo gak percaya ya coba aja nikmati segala kesengsaraan yang menimpa lo. Hahahaha......
Tapi kalo sengsara-sengsara yang datang lo hadapi dengan malas-malasan, belum apa-apa nyerah, kalimat itu gak berlaku dan berubah menjadi "Sengsara Membawa Derita". Kalau udah gitu, gue gak bisa komentar apa-apa lagi, selain (maaf) "Makan tu derita!".... Kebetulan gue belum jago ngebantu orang yang gak mau bantu dirinya sendiri..
"Sengsara bisa membawa nikmat kalau lo bisa mengolah kesengsaraan itu menjadi kenikmatan." (Dwindi, 2013)
0 comments