Ilmu Dalam Semesta

Senin, November 11, 2013

Sumber Gambar : 3D buatan sendiri

Semesta adalah apa yang ada dikehidupan ini, bisa dilihat, bisa diamati, bisa dipelajari. Dari semesta manusia penasaran dengan banyak hal yang ada. Dari bahan-bahan mentah yang tersedia, kejadian-kejadian alam yang disaksikan, banyak yang bisa dibahas hingga dicari maknanya. Tidak ada kejadian yang tidak memiliki hikmah.

Dilihat dari saat duduk di Sekolah Dasar. Semua hal kita pelajari. Begitu juga dengan Sekolah Menengah Pertama. Berapa banyak mata pelajaran yang kita pikir, "apa hubungannya sih pelajaran A dengan pelajaran B", atau "ngapain sih kita pelajari rumus ini itu, emangnya ntar mau dipake buat apa sih pas kerja." Dan lain sebagainya. Memasuki Sekolah Menengah Atas, kita mulai mengenal pembagian ilmu, Ilmu Alam dan Ilmu Sosial. Semesta mulai di bagi berdasarkan kategori dasarnya, kita mempelajari salah satu ilmu yang kita pilih.


Begitu lulus, kita memilih salah satu dari ratusan jurusan yang tersedia di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. 4 tahunan lulus dan memasuki dunia kerja. Nah ketika inilah kita mulai berfikir sempit, membeda-bedakan orang berdasarkan latar belakang pendidikan atau gelar yang disandang orang. Mulai bermunculan kalimat-kalimat ya tidak mengandung SARA (Seks, Agama dan Ras) tapi mengandung LBP (Latar Belakang Pendidikan) yang sebenarnya juga mengandung kebodohan dibaliknya.

"Dia kan Sarjana Teknik, gak ada hubungannya dengan dunia kedokteran, hidupnya aja gak sehat gitu."

"Elo itu anak Akuntansi, mana bisa bantuin proyek gedung gue."

dll dkk dst dsb

Please, lah yaaaa.... open your mind to realize that every single majors in this world are connected each other..... Contohnya, basic teknik mesin bisa kerja didunia perfilman gak? Bisa. Kok bisa? Ya jelas aja, semua alat-alat mulai dari persiapan, shooting sampe finishing nanti kan pake mesin semua, belum lagi kalo tema film nya tentang mesin, kayak Film Transformer misalnya.

Dunia gue sendiri, Arsitektur, semuanya juga terhubung. Karena bumi ini adalah arsitektur. Manusia berlatarbelakang apapun pasti butuh arsitektur. Prinsip mendesain sendiri adalah 'menjawab kebutuhan', yang artinya sebelum memulai proses desain, si arsitek harus mengetahui apa saja kegiatan pengguna bangunan dan blablabla. Contoh, desain rumah sakit, arsitek harus tau kegiatan dokter prakter, dokter spesialis, dokter UGD, pasien, penjenguk dll. Tetap butuh dipelajari, hingga arsitek jadi paham bagaimana kebutuhan masing-masing dari profesi itu.

Berdasarkan pengalaman beberapa hari terakhir, gue sebagai lulusan arsitektur malah membimbing kru film adik gue untuk menyelesaikan finishingnya. Sempat kena pandangan gak enak, pandangan "Siape sih ni orang, gelar aja ST, malah banyak protes soal film, tau apa sih dia, sotoy banget." Hahahahahahaha. Tapi akhirnya, setelah gue diam dan tidak ikut campur lagi, mereka yang manggil gue dan minta tolong gue setiap ada kebingungan di editing video atau recording audio atau covering atau apapun yang dibutuhkan untuk film itu. See? Jangan beda-bedakan orang berdasarkan latarbelakang pendidikannya. Lihat apa yang bisa seseorang lakukan. Tidak semua orang memiliki hobi atau kesenangan sesuai dengan disiplin ilmunya saat kuliah. Gelar tidak menjamin apa-apa. Masih nyambung aja kan? Ya, art yang ada di presentasi desain arsitektur dengan art yang ada di film tu masih ada hubungannya kok.

Untuk contoh yang lain, masih berdasarkan pengalaman pribadi lagi. Tugas akhir gue. Judul tugas akhir gue Taman Petualangan. Karena ada variabel "ketidakpastian" yang gue masukkan dalam konsep desain, gue menelusuri variabel tersebut dari memahami alam sampai ke Quantum Electron. Hahahahaha. Gue sangat menyadari kalau semua ilmu yang ada dimuka bumi ini saling bersangkutan. Jurusan-jurusan yang ada di universitas seantero bumi ini hanya untuk menjadikan manusia ahli dalam menguasai sesuatu hal yang kecil, karena untuk menguasai hal yang besar, harus ada kerjasama antar ahli-ahli. Keahlian tidak hanya bisa didapatkan dibangku kuliah/disiplin ilmu saja, bisa jadi karena hobi dan totalitas mendalami hobi itu. Don't judge anybody from their educational background, because we need all experts to keep this universe

"Open your mind to realize that every single majors in this world
are connected each other. Don't judge anybody from their
educational background, because we need all expert 
to keep this universe." (Dwindi, 2013)

You Might Also Like

0 comments