PMG1 - Pejalan Kota Metro - the end

Rabu, September 11, 2013

Intermezzo : "sori yak, gue baru ada waktu buat lanjutin lagi cerita ini, sekian lama berlari-lari dikejar deadline, bayangin aja gue lagi lari, bawa laptop, nulis, dibelakang gue ada monster yang dijidatnya ketulis -DEADLINE-"

Jadi, karena kebakaran yang mendadak itu, dengan sigap gue beresin semua perlengkapan gue dan masuk ke tas. Gue langsung turun lewat tangga darurat dari lantai 9 dan berkumpul di area terbuka kantor ini. Sirine sahut-sahutan, gak cuma hydran yang ada didalam bangunan, tapi juga dari mobil pemadam kebakaran. Setelah gue perhatiin, yang kebakar ada di area parkir lantai atas, gak ngitung juga ada dilantai berapa. Gue udah gak begitu peduli karena gue dalam kondisi terjemur dengan sukses sambil nunggu diperbolehkannya semua orang masuk kembali ke gedung.

Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Kami semua masuk ke gedung. Gue langsung nyamperin lift, ngarep gak perlu lagi naik tangga segitu jauh. Sayangnya, begitu sampai di sudut lift, yang ngantri udah kayak sarden dalam kaleng. Gile, mending gue naek tangga deh. 9 lantai terlewati dengan sukses, sampai di meja lagi gue berkeringat dan memang gerah banget. Setelah istirahat siang, ada anak-anak magang terdiri dari mahasiswa angkatan 2010 dan 2011 dari sebuah institut kesenian gitu deh. Mereka jurusan Desain Interior. Demi menjaga nama baik pribadi dan institusi, kita singkat saja cerita ini. Gue akhirnya cabut dari Dulux karena beberapa hal yang bikin gue kurang nyaman.

Hari Jumat, gue janjian ketemu si bos di PT SMI jam 10.00 pagi. Dari semua pembicaraan, ada kalimat yang cukup bikin takjub, yaitu,"Saya tu minta dicarikan orang yang tertekan batin. Bisa itu karena cacat fisik, cacat mental, sering dihina-hina, sering dilecehkan, atau apapun dan dia mau melampiaskan kemarahannya ke karya." Okay, sebenernya gue bukan termasuk dari salahsatu yang dia sebut. Hanya saja gue adalah orang yang suka ngamuk-ngamuk kalau nganggur. Badan gak mau berenti untuk bikin sesuatu yang bisa memuaskan kemuakan. Gue liatin desain cafe yang gue post di part 4. Dia suka. Imbasnya, gue ditawarin untuk kerja sebagai pegawai disana dan digaji perbulan. Setelah lama berbincang, gue menolak. Gue maunya dibayar perproyek. Akhirnya pembicaraan menjadi rancu dan gantung banget.

Tiga hari kemudian, gue dipanggil lagi ke kantor tersebut dan sekali lagi terjadi penawaran kerja disana. Setelah banyak berfikir, okay, untuk kali ini gue terima dengan syarat:
"Pak, baiklah saya jadi pegawai dikantor ini. Tapi saya gak bisa selalu masuk jam 8 pagi dan itu juga gak pasti bisa masuk kantor dari senin sampai jumat." Dan disetujui. Mulai besok, hari Rabu, gue fix jadi pegawai disana. Ternyata kerjaan gue langsung numpuk. Gue langsung disuruh ngerjain desain renovasi hotel budget di Bandung, buat desain Cafe di Bintaro, kawasan bisnis 15ha di Cilegon dan desain hotel bintang tiga di Malang. Itu semua pekerjaan untuk 3 bulan masa percobaan gue. Sayangnya, gue udah selesaikan semua itu dalam 1,5 bulan. Rada nyesel sih. Soalnya gue cuma dapat gaji 1,5 bulan doang. Coba gue jauh lebih santai lagi, mungkin gue dapet gaji 3 bulan. Hahahaha.

Minggu pertama, gue masuk hari Rabu, Kamis dan Jumat. Memasuki Minggu kedua, hari seninnya badan gue gak enak banget. Gue memilih untuk gak masuk kantor. Maka hari selasa gue masuk pagi, iya pagi, jelas paginya gue, jam 10.00 baru sampai kantor. hehehehe. Seperti biasa, resepsionis kantor nan cantik dan penuh senyum itu menyambut dengan ucapan," Selamat Pagi!" dengan wajah yang ceria. Gue berfikir, pinter juga nih yang punya perusahaan, terima cewek cakep gini sebagai resepsionis yang pastinya bakal terima tamu pertama. Mood booster banget kali. Hahahahaha. Okay lupakan soal wanita. Gue pulang malem hari ini. Pulangnya pun masih bareng ama temen kantor dan salah satu bos. Jelas, gak ada yang seumuran gue. Yang paling muda diantara mereka usianya 14 taun diatas gue. Lingkungan kerja gue gak sehat banget.

Pulangnya, gue bareng dengan temen yang rumahnya di Bekasi. Jadi gue barengan ama dia dari Kebayoran Baru, sampai ke Cawang. Di Cawang gue mau naik ke Flyover, dan dia ambil jalur bawah. Gue pamit," Gue duluan Mas!" tapi tanpa diduga samasekali, jawaban mas itu," AWAS DWI!!"

Suara decitan ban mobil terdengar keras, 2 detik setelah teriakan temen gue itu, stang motor bagian kanan gue diserempet pantat mobil yang ngepot itu. Dan..

----BRAAAAKKK----SSSSRRRRRSSSSSS----BUK----




Perjalanan Menuju "Gila" [1] Pejalan Kota Metro - the end
Dwindi, 2013
*****************

You Might Also Like

0 comments