Sedih atau Bahagia ???

Kamis, April 12, 2012

sumber : http://harimgh.files.wordpress.com/2011/08/waktu.jpg
Bunda gw tercinta, pernah cerita tentang salah satu hari yang membahagiakan bagi keluarga gw yang hangat dan harmonis sampai sekarang.

Hari itu, tepat 22 tahun yang lalu, pada tanggal 12 April 1990. Gw muncul didunia ini dengan badan berlumuran darah pengobanan bunda gw, dengan mata yang masih terpejam, dan sesaat kemudian berteriak-teriak. Teriakan itu gw anggap teriakan sorak-sorai merayakan munculnya tubuh mungil gw didunia yang fana ini. Hari-hari dalam hidup gw terus berlanjut, seiringan dengan jalannya waktu yang tak pernah berhenti walau hanya sekejap mata.


Tahun demi tahun terus dilewati. Masa balita yang merengek-rengek untuk cepat-cepat masuk sekolah TK. Masa SD yang sangar saat berkelahi tapi menangis saat dipanggil wakil kepala sekolah. Masa SMP yang ikut-ikutan nge-breakdance sampai sering ditantang breaker dari sekolah-sekolah lain. Masa SMA yang sudah tinggal jauh dari ayah-bunda dan mulai menjalani hidup sendiri. Dan masa kuliah dengan berbagai kisah yang lebih-lebih spektakuler dibanding sebelumnya.Terlalu banyak kenangan selama 22 tahun ini :)

Hari ini, tak terasa sudah 22 tahun aku merasakan panasnya siang dan dinginnya malam. Kata orang-orang sih ulangtahun yang ke-22 dan di"selamat"kan dengan kalimat "Selamat ulang tahun yaa, semoga blablabla". Wajar memang. Itulah tradisi. Tapi hari ini, hari "ulang tahun" gw yang mungkin pertama kalinya gw lupa (sepertinya efek tugas akhir yang belum berakhir), malah muncul pertanyaan dalam otak gw.
  • Tepat hari ini, gw harus bahagia karena usia gw bertambah, atau bersedih karena batas waktu hidup gw berkurang?
  • Apa kata "Selamat" itu menyelamati kelahiran gw didunia ini, atau menyelamati usia gw yang terus bertambah?
  • Apa doa "Semoga" itu hanya diberikan pada gw setiap setahun sekali aja?
  •  Dan sepertinya istilah ULANG TAHUN itu kurang logis. Adakah waktu yang bisa diulang?
Apapun itu, gw mensyukuri hidup gw. Hidup gw memang gak semuanya terkisah dengan baik. Semakin bertambah usia, semakin matang pemikiran, semakin dewasa kelakuan, maka masalah-masalah hidup juga akan semakin banyak dan semakin sulit. Akankah gw sanggup menghadapi hidup gw hari ini, besok, lusa dan seterusnya? Gak ada yang bisa jawab, karena satu detik yang akan datang pun masih "mimpi" dan masih rahasia Yang Maha Berkuasa atas waktu. Gw cuma bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan. Tidak ada cara lain, selain berusaha semaksimal mungkin.
Masa lalu adalah pengalaman yang menjadi pelajaran bagi kita, dan menjadi salah satu modal untuk menghadapi masa depan (Dwindi, 2012)

You Might Also Like

0 comments