Inspirasi - Part 2
Senin, April 02, 2012Lanjutan dari Inspirasi - Part 1....
Beberapa waktu kemudian, gw liat lagi si A sedang bersama asdosnya. Sepertinya sedang asistensi. Dan gw pun menghampiri mereka. Gw liat maket si A yang terlihat apa adanya. Ada alas dan beberapa tiang yang di pasang miring-miring. Setelah gw tanya, tugasnya adalah membuat sebuah shelter didalam sebuah taman, Ada selembar kertas yang hampir penuh dengan coretan sketsa. Si A sedang mencoba menjelaskan desainnya kepada asdosnya. Gw dengar beberapa pertanyaan si asdos yang lalu di jawab dengan jawaban awam yang terdengar begitu spontanitas tanpa "dalil" apa-apa yang menguatkan argumennya.
Setelah disetujui si asdos, gw ikut terlibat dalam asistensi itu. Gw bertanya tentang desainnya. Dan gw banyak bertanya tentang tiang-tiang yang miring itu. Dan jawaban awam itu masih saja menjadi argumennya. Dan waktu dia sedang lirik kanan, lirik kiri, dan coret-coret kertas lagi, terjadi pembicaraan, kurang lebih seperti di bawah ini:
Gw : "Tadi malam lu bikin tugas dimana?"
Si A: "Di kost bang."
Gw : "Di kost lu ada koneksi internet? ada buku? ada majalah? atau apapun?"
Si A: "Gak ada bang."
Gw : "Udah gw duga. Dari hasil kerjaan lu semalam, gw liat maket ini gak begitu sempurna karena argumen lu gak diperkuat dengan referensi apapun. Gw yakin ni hasil mendongak ke plafon liatin cicak kawin."
Si A: "Iya sih bang."
Gw : "Ya kliatan memang. Gw masih heran, kenapa lu gak mau baca buku dan buka internet untuk cari referensi?"
Si A : "Aku gak suka bang, aku gak betah kalo duduk diam membaca buku atau buka internet."
Gw : "Jalan-jalan liatin gedung atau bangunan yang ada, suka nggak?"
Si A: "Kalo jalan-jalan aku suka bang!" *nyengir*
Gw : "Paling jauh jalan-jalan lu sampe mana? Pernah ke Prancis? Inggris? Belanda? Jerman? Thailand? Sydney? Amerika? Arab? Turki?"
Si A: "Ya gak segitunya kali bang. seputara Yogyakarta aja. Aku gak punya modal sebanyak itu untuk keluar negeri."
Gw : "Yaudah, wajar kalo desain lu CUMA kayak gini. Padahal modal lu cuma Rp 3.000,00/jam atau bahkan gratis untuk melihat dunia."
Si A: "Internet bang?"
Gw : "Iya. Masuk perpus juga gratis kan?"
Si A:"Iya sih bang.............."
Lagi-lagi masalah dia adalah referensi. Dia masih percaya wangsit bakal turun gitu aja secara cuma-cuma. Statusnya mahasiswa atau dukun sih sebenernya?? hahahaha.
Dan, sepertinya makin terlihat kalau inspirasi itu butuh referensi. Karena dengan melihat referensi, kita bisa menilai, referensi yang menjadi acuan itu memiliki kekurangan atau kelemahan apa, maka kita bisa berkarya lebih baik dibanding referensi yang kita acu.
Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Sudah ada pihak lain yang melakukan Trial and Error, kenapa kita masih ingin melakukannya? Kenapa kita tidak mempelajari kegagalan orang lain demi keberhasilan kita? Bukankah mereka mencoba gagal dan akhirnya berhasil sudah meng-share pengalamannya? Maka pelajarilah, pelajari gagal tersebut, gunakan sebagai modal keberhasilan. Setidaknya, itu meminimalkan kemungkinan gagal dari usaha lu.
Masih ada cerita tentang asistensi lainnya yang bisa menjadi contoh kasus kurangnya referensi, mungkin bakal ada "inspirasi - part 3"
NB: gw nulis tentang inspirasi yang dipancing oleh referensi bukan cuma untuk pembaca, tapi juga untuk gw sendiri, agar gw tetap terpicu untuk terus belajar dan melihat referensi sebagai sumber inspirasi gw. Maka, mari kita sama-sama belajar :)
0 comments