Ketika Cinta Berbuah Derita

Sabtu, Agustus 09, 2014




Mahligai cinta itu lah yang membuat seseorang lupa akan ancaman derita. Jelas, karena hati yang terhanyut asa, dan pikiran yang terbawa imajinasi belaka. Terlalu jauh membayangkan masa depan. Melihat bahagia melupakan nestapa. Berharap keindahan melupakan kebusukan.

Bukankah kalimat "ketika kau berani jatuh cinta, disaat itu kau juga harus berani kecewa" sudah sangat familiar di benak kita? Mengapa masih saja terjatuh dilubang yang isinya sudah banyak sekali korban manusia pecinta yang terjerembab?


Iya, aku tahu kau tidak pernah sadar saat melupakan peringatan itu. Kau tidak sadar karena kau sudah menjadi kapal kertas yang mengikuti arus sungai cinta yang bening lagi sejuk. Kau tidak pernah memikirkan kemungkinan batu besar yang menghadang dan membuatmu karam karena menabrak. Karam. Lalu terselip disela-sela batu yang saling menghimpit dibawah sungai. Tak ada yang bisa dilakukan, kecuali menunggu waktu dimana arus mampu mencabik-cabik badan kertasmu dengan aliran airnya yang keras.

Sakit itu ada. Kecewa itu nyata. Sayangnya memang banyak orang yang lupa. Hanya karena terlena cinta, lalu melupakan derita. Aku ingin kau sadar, itu saja. Persiapkan dirimu untuk merasakan kesakitan itu. Tekan kemungkinan kesakitan itu datang padamu. Jaga dirimu dari serangan kesakitan itu. Tanah yang kering lalu permukaannya retak, akan setia menunggu hujan yang mampu membasahi lagi tanah itu lalu merapatkannya kembali. Begitu juga hatimu. Walau nanti akan merasakan sakitnya retak, tapi jangan berhenti untuk tetap berusaha menutup retakan itu lagi. Ingat, panas terik membuat air laut menguap ke awan dan suatu saat akan menjadi hujan yang menyejukkanmu.

Jangan putus asa. Jangan kehilangan semangat. Ingat, sebelum ada dia, hidupmu baik-baik saja. Kenapa kamu hancur ketika dia sudah tidak ada?

Ilmu paling tinggi adalah ilmu ikhlas. Walaupun susah, tapi tak ada salahnya untuk dicoba. Kapan lagi kalau tidak dari sekarang. Yang kedua mungkin ilmu hikmah. Semua sudah diatur oleh Yang Maha Mengatur. Jangan lupa ini semua juga ada campur tangan-Nya. Tidak ada yang sia-sia dari-Nya. Maka kau bisa mulai mencari apa hikmah dibalik semua kejadian. Bila kau tak mampu sendiri, bilang padaku, mungkin aku bisa membantumu untuk menemukannya. Semua hal bisa didiskusikan baik-baik, kan?

Tenanglah kawan. Semua akan baik-baik saja. Kita masih punya Tuhan. Hanya dia yang dapat kita percaya seutuhnya.

* * * * *

Dwindown, 2014

Image source:
http://indonesiatanpakoma.files.wordpress.com/2011/05/cinta1.jpg

You Might Also Like

3 comments

  1. Ikhlas dan Hikmah, pelajaran berharga yang gak gampang dipelajari rapi mutlak harus bisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kadang ikhlas juga butuh dukungan orang lain. Begitu juga dengan hikmah, butuh pancingan dari orang lain untuk menemukannya/ menyadarinya.. kalau bisa sendiri, itu lebih baik lagi. :)

      Hapus
  2. Betul bro... Hanya Tuhan yang bisa kita percaya untuk menghilangkan rasa perih derita di hati. Dan, hanya tangis yang mampu menghabiskan emosi negatif yang terkandung dari perih itu... :)

    BalasHapus