Anak Kecil yang Lebih Berkuasa

Rabu, Oktober 16, 2013



Gue baru saja melihat bayi yang digendong ibunya dikasir sebuah toko. Kasirnya tiba-tiba bertingkah seperti anak kecil, menjulurkan lidah dan menggoda bayi tersebut, tidak peduli dilihat orang-orang yang mengantri. Sang ibu pun bertingkah seperti bocah juga, sang ibu mengucapkan terimakasih dan pamit pada kasir dengan nada bicara yang dibuat imut seperti anak kecil, dan si kasir merespon dengan cara anak kecil pula. Padahal si bayi hanya menatap mereka, tidak berbicara apalagi bertindak. Tapi pengaruhnya begitu instan mengenai sang ibu dan si kasir. Kejadian ini membuat gue sadar 1 hal, bahwa anak kecillah yang memiliki kekuatan terbesar dibumi. Lebay? Ah gak juga. Gue coba jelasin deh isi pikiran gue. Mudah-mudahan bisa dipahami, mengapa anak kecil yang memiliki kekuatan, kekuasaan dan pengaruh terbesar di bumi ini.

Mereka memang terlihat tidak berdaya, tapi kekuasaan dibumi ada di tangan anak-anak kecil. Yang bisa memberikan pengaruh terkuat itu adalah anak-anak kecil. Orang dewasa yang mengaku paling kuat sekalipun tidak akan mampu mengalahkan mereka, kecuali orang-orang dewasa yang tidak punya otak dan hati.

Lihat keseharian kita. Ketika ada anak kecil disekitar orang dewasa. 1 saja anak kecil diantara 10 orang dewasa, mana yang akan beradaptasi secara instan? Anak kecil atau orang dewasa? 

Orang dewasa rata-rata, presiden atau raja sekalipun, butuh waktu lama untuk memberi pengaruh kepada anak kecil. Tapi anak kecil bisa mengubah perilaku orang dewasa menjadi seperti anak kecil dalam waktu singkat.

Anak kecil bisa membuat orang dewasa menjaganya tanpa membayar samasekali, sedangkan orang dewasa harus membayar dengan nominal yang besar untuk bisa dijaga, jelas bukan oleh anak kecil, tapi orang dewasa lainnya.

Anak kecil bisa membuat orang dewasa melayaninya tanpa membayar samasekali, sedangkan orang dewasa harus membayar pelayan, jelas bukan anak kecil, tapi orang dewasa lainnya.

Yap, anak kecil lah penguasa bumi. Itulah kenapa setiap hari di bumi ini ada yang berfikir "Enak banget ya jadi anak kecil." Karena urusan anak kecil, ya orang dewasa yang urus, tanpa diupah oleh anak kecil. Urusan orang dewasa, tetap orang dewasa yang urus. So, wajar setiap orang dewasa berfikir, betapa enak menjadi anak kecil, atau mengenang ketika dia masih menjadi anak kecil. Bebas, ringan, gak ada beban, dan hepi-hepi aja.

Jangan pernah berfikir bahwa anak kecil adalah makhluk yang tertindas dan tidak bertenaga. SATU saja anak kecil dalam kondisi tidak seharusnya, pasti ada BEBERAPA orang dewasa yang bertengkar. Lihat pengaruhnya. Sangat kuat. 

Jadi Anak Kecil memang enak, menyamai posisi raja. Bedanya, raja harus mengupah penjaga dan pelayan, sedangkan anak kecil tidak. Jadi seorang anak kecil mungkin lebih menarik dan lebih mengasyikkan. Tapi waktu tidak membiarkan satu orangpun menjadi anak kecil selamanya. Umur terus bertambah, fisik terus tumbuh, ini hal mutlak. Tapi tingkah, pemikiran dan perasaan yang dapat mengimbangi usia dan fisik itu tidak ada yang mutlak. Ini adalah pilihan, mau mengimbangi atau tidak. 

Lalu, wahai orang-orang dewasa, masihkah kalian bertingkah seperti anak kecil, atau kalian memilih untuk bisa lebih bijaksana dalam bertingkah, berfikir dan berperasaan? Jika masih bertingkah seperti anak kecil, hmmmm, bercerminlah dan malulah pada diri sendiri, karena ada yang tidak seimbang pada bayangan yang ada dalam cermin tersebut. Berhentilah merasa berkuasa, merasa menjadi yang terkuat, merasa memiliki pengaruh kuat, karena itu hanya dimiliki anak kecil. Bukan orang dewasa.

You Might Also Like

2 comments