"Kapan Nikah?" Berbuah Perjodohan
Selasa, September 13, 2016
Sesuatu yang mainstream di umur gue sekarang telah terhitung ratusan pertanyaan serupa, yaitu "kapan nikah?" atau "kapan nyusul?" atau apapun yang masih satu spesies dengan pertanyaan itu. Lo juga? Wajar kok, tenang aja. Hal yang gak gue duga, yaitu ketika gue gak jawab atau menjawab asal-asalan pertanyaan sejuta umat itu, ujung-ujungnya gue dijodohin sana sini. Nyokap gue aja udah jodohin gue dua kali. Sepupu gue sekali. Temen-temen, hmmmm, gue gak ngitung sih, tapi banyak. Bahkan, mantan si Wendo aja, setelah sekian lama gak ketemu, begitu main ke rumah gue tanpa basa basi dia langsung jodohin gue sama temennya.
Dua sohib gue dari SMP, Aldi dan Fajar, baru-baru ini merit. Aldi tanggal 20 Agustus 2016, sedangkan Fajar tanggal 28-nya. Sohib gue di SMA malah udah merit dari Oktober tahun lalu. Gue giliran terakhir deh jadinya. Itu baru sohib cowok lho ya. Yang cewek, dari gue masih kuliah S1 juga udah merit. Lucunya, semua orang yang baru aja merit selalu ngasih wejangan serupa tapi tak sama. Gue curiga kalimat-kalimat itu ada template-nya dan mereka men-download di situs yang sama. yang intinya yaitu :
"Disegerakan Bro. Gak usah banyak milih. Gak usah banyak mikir. Jodoh tu jorok, ada dimana-mana, gak disangka-sangka."
Dua tahun lalu, Nyokap gue mulai jodoh-jodohin gue sama anak temennya. Mahasiswa kedokteran. Ini lucu. Lucunya karena tiap kali gue ketemu anak itu, gue selalu tengkar. Ada aja yang ditengkarin. Seringnya topik gak penting yang jadi bahan tengkar. Nyokap gue liat keadaan kayak gini, dua tahun kemudian (awal tahun ini) nyerah. Gue dengar sendiri Nyokap ngomong ke temennya, "Anak kita gak bisa dijodohin. Kerjaannya tengkar terus. Pola pikirnya bener-bener beda. Daripada dipaksain, mending jadi saudara aja ya."
Bulan puasa kemaren gue dijodohin sama temen SD gue. Dia mempromosikan temen sekantornya untuk gue prospek (bukan untuk jadi downline MLM ya, tapi untuk jadi pasangan). Karena dia udah usaha maksimal bujukin gue, yaaaa gue minta aja nomor ponsel temennya itu. Walaupun pada akhirnya gue cuma simpan nomornya aja tanpa pernah menghubungi sampai sekarang.
Gak lama kemudian, Datanglah seorang gadis, temen sepupu gue, yang belajar merajut ke Nyokap. Nah, yang satu ini dari lulusan kenotariatan. Karena doi anaknya alim, hijabnya oke banget, dan sama-sama dari Sumbar pula, Nyokap mulai lagi misi menjodohkan gue. Gue bawa santai aja sih, dan kesantaian tersebut gue tularin ke Nyokap. Gak usah terlalu ngoyo, yang penting kan sama-sama kenal, saling tahu, dan menjalin hubungan yang baik. Kalau Allah berkehendak kami berjodoh, ya ada aja jalannya. Nyokap jadi lebih anteng. Hehehehehehe.
Entah sudah berapa kali gue menjadi korban praktek perjodohan. Yaaaa positifnya sih kenalan jadi lebih banyak ya. Sedangkan negatifnya, haduh, kadang ada yang maksa gitu ngejodohinnya. Contohnya satu minggu lalu, adik angkatan gue di studi S2, namanya Gaby. Tiba-tiba nih anak ngomong, "Mas Dwin, dikelas tuh kita jodohin Mas sama Mbak Tulip
Hmmmm.... (((nginget-inget dulu)))
Oh! Ada lagi yang lebih absurd! Nih ya, ibu-ibu se-RT sini, juga ikutan jodohin gue. Entah iseng atau kepo-kepo seperti biasanya ibu-ibu, mereka tanya-tanya tentang gue lewat Nyokap. Sekadar informasi, orang-orang se-RT, tak pandang usia, semuanya manggil Bunda ke Nyokap gue. Nah, perkara ini mulai parah ketika salah satu ibu, kita sebut saja ibu Teratai, yang ngomong dari depan rumah ke Nyokap, "Bun, Mas Dwin dijodohin sama Kuncup aja!". Gue punya alasan kenapa gue kasih nama samaran Kuncup. Anaknya Bu Teratai ini masih kelas 2 SMA! Keadaan semakin tak terkendali karena pertemanan gue dengan si Kuncup ini disalahartikan. Sehari-hari palingan gue ngobrol sambil jalan pulang dari masjid ama si Kuncup ini, tapi dari bocah sampe ibu-ibu di RT sini gosipin kami entah udah sampe mana. Heboh banget pokoknya.
Naah, ini wejangan dari gue buat lo yang umurnya lebih muda dari gue. Persiapkan diri untuk menikah sesegera mungkin. Kalau belum siap, setidaknya lo siapin mental untuk menghadapi hal-hal seperti ini. Gak usah kaget. Nikmatin aja. Inilah dinamikanya. Hahahaha
* * * * *
Dwindown, 2016
image source:
https://healingaftermyhusbandsaffair.files.wordpress.com/2013/06/puzzle-pieces.jpg
0 comments