Kita Lahir Membawa Senjata

Sabtu, Februari 27, 2016



Gue percaya setiap manusia dilahirkan dengan bekal alat perlindungan dan alat penyerangan yang lengkap. Manusia memiliki otak yang dapat mencarikan alasan mengapa “ya” dan mengapa “tidak”, dan hati yang punya lebih tegas karena tidak butuh alasan untuk menentukan antara keduanya. Manusia memiliki otak untuk menyusun rencana dan intuisi untuk menginformasikan apakah rencana tersebut akan berhasil atau gagal. Manusia akan selamat apabila menyadari alat-alat ini dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.


Seakan tak pernah habis berfikir, mengapa sebagian besar manusia tidak peduli dan tidak merenunginya. Munafik. Mungkin itu kata yang paling cocok. Menampik perasaan sendiri, menampik rencana sendiri. Pesimis, prasangka buruk, menghakimi, iri hati. Kufur. Tak pernah mensyukuri apa yang telah ia miliki. Arogan. Tak pernah memberi toleransi pada orang lain yang memiliki pendapat berbeda dan menjalankan sesuatu dengan cara yang berbeda.

Manusia diberi akal yang dapat mengubah dunia lebih baik, tapi nafsu akan singkatnya proses dan segera mendapatkan kebanggaan karena rasa tidak sabar membuat orang membutakan dirinya sendiri. Manusia lupa caranya menjadi manusia dan lupa bagaimana caranya menjadi manusiawi. Kemalasan menciptakan kebodohan dan kebodohan mendatangkan kemiskinan. Miskin harta, dan atau miskin hati. Hanya orang-orang terpilih yang selamat dari pembutaan diri dan kemiskinan tersebut. Kesengsaraan akan membinasakan.


Saling mempengaruhi, seharusnya menyadarkan seseorang ketika memilih atau bahkan menciptakan lingkungannya sendiri. Pasir di pantai akan basah, kayu dalam tungku akan terbakar. Lingkungan yang seperti apa yang baik untuk diri kita, akal kita, dan hati kita? 

* * * * *

Dwindown, 2016

ditulis tanggal 22 Juli 2015

image source:
http://d3u67r7pp2lrq5.cloudfront.net/product_photos/569579/TTB_20Red_203_original.jpg

You Might Also Like

0 comments