Mati karena Cinta
Kamis, Desember 13, 2012
Mungkin hal yang akan gw bahas bukanlah hal baru, tapi juga
bukan hal yang sudah ditinggalkan oleh orang-orang yang tidak menggunakan
otaknya untuk berfikir.
Digambar ilustrasi diatas, terlihat ada tangan yang
bertuliskan “I WILL ALWAYS LOVE U”. Apa cinta yang menyebabkan orang tersebut menggores
tangannya menggunakan silet? Hahahaha. Itu bukan cinta, Sob. Itu juga bukan
bukti cinta. Cinta itu memang memerlukan pengorbanan, tapi bukan hal bodoh
seperti itu yang dimaksud. Cinta memang sakit, tapi bukan menyakiti diri
sendiri seperti itu.
Orang-orang yang seperti itu akan melukai dirinya sendiri
dan berharap hal tersebut membuat pasangan yang dia cintai terharu dengan
pengorbanannya. Lantas pasangannya akan semakin cinta dengan dia karena melihat
pengorbananannya yang sedemikian rupa. Bodoh. Seandainya gw punya pasangan
kayak gitu, mending gw buang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir, biar didaur
ulang dipabrik. Mana tau reinkarnasinya bisa lebih cerdas dari itu. Hahahahaha.
Kenapa gw bilang bodoh? Jelas aja. Dia mengharapkan cinta
dan kasih sayang dari pasangannya, sedangkan dia tidak cinta dan sayang pada
dirinya sendiri. Gw rasa bukan hal yang pantas dan imbang.
“Lebih baik aku mati daripada harus putus denganmu! Jangan
putuskan aku atau aku bunuh diri!” <<
ini ancaman yang tidak bakal mempan untuk gw. Silakan bunuh diri dan yang jelas
gw gak bisa disalahkan atas kematian lo. Jadi, wahai para pecinta, jangan
pernah takut dengan ancaman seperti ini.
Coba kita pikir baik-baik. Kalau dia bunuh diri, itu bukan
karena cinta walaupun dia mengaku seperti itu. Bunuh diri atau tidak adalah
pilihan. Karena sebelum memutuskan bunuh diri, dia punya kesempatan untuk
berfikir secara logika, apakah masalah akan selesai atau malah bertambah dengan
kematiannya itu.
BERFIKIR adalah kerja OTAK. Jelaslah ini bukan tentang cinta
lagi, tapi nafsu. Harapan dicintai tidak lagi pantas untuk didapatkan oleh
orang seperti ini, karena dia tidak mencintai dirinya sendiri.
Sekurang-kurangnya, setidaknya ada satu orang yang peduli akan dirinya. Dia
sendiri. Ketika dia tidak mampu mencintai dirinya, maka habislah sudah. Tidak
ada lagi yang mau dan pantas mencintai dia.
Dia juga punya kesempatan untuk berfikir secara agama. Bagaimana tanggungjawabnya yang telah diberi kehidupan oleh Sang Pencipta. Agama mengajarkan untuk mencintai diri sendiri. Bukan bermaksud untuk SARA, tapi berhubung gw Islam, gw cuma bisa ngasih contoh dalil dari agama Islam. Mohon maaf bagi pembaca yang non-Islam. Islam mempersilakan bahkan menyarankan para Muslim yang berpuasa untuk segera membuka puasanya ketika bepergian. Kalau kita berfikir lebih lanjut, Islam tidak memperbolehkan manusia untuk membahayakan dirinya sendiri. Bepergian pada masa itu merupakan kegiatan yang menghabiskan banyak energi karena harus menempuh jarak menggunakan unta atau kuda. Ini hal yang sepele bila dibandingkan dengan topik kita. Berpuasa saat bepergian saja sudah termasuk membahayakan diri, apalagi bunuh diri. Kalau memang siap mati, kenapa gak pergi berperang aja di Palestina? Kenapa harus mati karena cinta terhadap manusia yang menyesatkan, sedangkan ada cara mati karena cinta yang lebih baik? Yap, berjihad adalah mati karena cinta kepada Sang Pencipta. Lebih baik kan?
Ini lah yang jadi bahan pemikiran gw saat gw mutusin pasangan gw dan dia mengancam untuk bunuh diri, gw malah makin yakin untuk berpisah dengan dia. Karena dia bukan orang yang gw cari. Dia orang yang tidak sayang pada dirinya sendiri dan bahkan dengan agamanya. Kalau berfikir lebih jauh lagi tentang hubungan, seandainya gw sampai nikah dengan orang kayak gitu, akan ada pertanyaan seperti "Mau jadi apa anak gw nanti kalo ibunya aja kayak gini?"
2 comments