sesuatu yang LEBIH atau sesuatu yang BEDA??

Rabu, Juni 22, 2011

Hidup adalah perjuangan, gitu kata orang-orang jaman dulu. Berarti selama kita hidup jelas kita harus berjuang. Kalo gak berjuang berarti gak hidup. Deal? hehehhe

So, dengan kata perjuangan ini, akan kembali muncul kata "kompetisi" yang membutuhkan sifat "kompetitif". Kompetitif, menurut bahasa adalah bersifat kompetisi (persaingan) dan saing adalah berlomba (atas-mengatasi, dahulu-mendahului). Nah untuk menang kompetisi, tentu kita harus punya modal untuk mendahului kompetitor yang lain itu. Permasalahannya, modal apa yang harus dimiliki tersebut?


Pilihanmu untuk bisa mengungguli kompetitor lain ada dua, yaitu:

  1. Menjadi LEBIH BAIK daripada kompetitor, atau
  2. Menjadi BERBEDA dari kompetitor
Sekarang pilihlah, mau jadi LEBIH atau mau jadi BEDA? gw sih pilih BEDA, knp? daripada gw jelasin secara abstrak, mending gw sekalian kasih contoh-contoh kasus:

Contoh kasus, ni gw kasih contoh sesuai dengan jurusan kuliah gw, yaitu Arsitektur. Waktu di matakuliah Perancangan, gw liat temen-temen sekelas gw (baca: kompetitor) semua menggunakan bentuk kotak dengan segala variasinya, dengan atap beton dan fasadnya banyak menggunakan kaca. Gw ngerasa di kategori "kotak" mereka udah totalitas dan serius. Nah, untuk mengungguli mereka semua, gw pake aksen lengkung yang melingkar di sudut bangunan rancangan gw. Ternyata perbedaan itu membuat dosen (baca: klien) lebih excited dan nilai gw unggul dibanding teman-teman, gw dapet nilai A.

Contoh lain? OK. Sekitar 2 tahun yang lalu makhluk bernama tokek diburu orang-orang karena harganya mahal. Gw ikut-ikutan. Mulai dari ikutan berburu, sampai jadi perantara transaksi dengan iming-iming komisi yang ternyata gak main-main. Tapi gak ada hasil, alias nihil. Gw gak dapet apa-apa. Karena gw gak bisa mengungguli pelaku-pelaku yang sudah lama berkecimpung di jual-beli tokek, gw buat dua buah buku elektronik (EBOOK) tentang seluk-beluk makhluk ini dan juga penjualannya. Gw gak ikut-ikut lagi masalah jual-beli makhluk. Dan ternyata gw dapet hasil yang sangat besar dari modal yang gak seberapa, hanya karena menjadi BEDA.

Contoh yang lain lagi? Oke oke oke. Dunia kerja nih. Liat realita yang ada, para sarjana melenggang dari kantor ke kantor memasukkan surat lamaran atau mengantri di bursakerja yang sedemikian parahnya. Liat gambar dibawah:


 Itu yang ngantri orang semua lho,hehehe.  Ada yang tau kenapa antrian bursa kerja ampe segitunya? Hayoh angkat tangan. hehehe. Jawabannya tak lain tak bukan karena:
  1. Karena lowongan pekerjaan masih bisa di bilang tidak begitu banyak dan persyaratan kerja cukup membuat banyak orang yang tereliminasi sebelum atau sesudah interview,
  2. Sang Sarjana tidak memiliki kreasi, inovasi dan keberanian untuk merintis usaha baru (kalo perlu jadi orang pertama yang punya ide usaha tersebut se-Indonesia atau se-Dunia), atau sang Sarjana malas untuk mencari ide.
  3. Ke-EGOIS-an individu, maksudnya ya, "yang penting gw kerja, lo nganggur juga bodo amat, lo kira gw peduli? NGGA!"... hm,pait!
Kita kuliah sampe sarjana buat apa sih? buat ngemis-ngemis pekerjaan? atau untuk bisa berfikir bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa jadi ladang uang bagi diri sendiri dan juga orang lain? Kenapa dengan otak yang dididik selama belasan tahun (dari SD sampai sarjana) gak dimanfaatkan untuk menciptakan lapangan kerja baru, sehingga pengangguran-pengangguran bisa dipekerjakan (karena lapangan pekerjaan semakin banyak) dan akhirnya tingkat kemiskinan di-Indonesia bisa berkurang drastis.

Dan masih banyak lagi contoh-contoh lain yang bikin gw berfikir lebih mudah untuk menjadi BEDA di banding menjadi LEBIH.

Jangan pernah takut berkompetisi, karena lo pasti punya kelebihan yang bisa lo andalkan dan saingan pasti punya kekurangan yang bisa menjadi celah buat lo. Mari berfikir BEDA!

You Might Also Like

0 comments